REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Rhenald Kasali mengatakan perubahan teknologi memengaruhi kehidupan manusia, termasuk dalam kegiatan ekonomi.
"Dari dulu, kehidupan dipengaruhi teknologi. Penemuan api mengakibatkan manusia makanannya berubah. Dulu orang lihat kelapa langsung dimakan, begitu ada api orang India makannya kari, orang di Sumatera Barat makannya rendang, dan lainnya. Karena temuan api, manusia akhirnya hidupnya menetap, makanannya berubah kemudian manusia mulai bertani, bikin panci, dan sebagainya," ujar Rhenald dalam diskusi bertajuk "Jalan tengah arus baru ekonomi di era disrupsi dalam konteks keumatan" di Jakarta, Sabtu (9/2).
Ia menuturkan sebelumnya manusia berada di era revolusi industri, sedangkan saat ini berada di era teknologi digital. Dari sisi ekonomi, teknologi digital yang makin berkembang mau tidak mau memaksa manusia juga untuk berubah, termasuk dalam bisnis layanan keuangan.
"Bank saja berubah, sekarang pekerjaan teller bank digantikan teknologi. Anda tidak perlu lagi ke bank, bank sudah ada di genggaman tangan. Uang berubah jadi uang digital," ujar Rhenald.
Dengan semakin masifnya perkembangan teknologi digital , lanjut Rhenald, dampaknya ke berbagai lini kehidupan masyarakat juga semakin terasa. Menurut Rhenald, masyarakat kini dituntut untuk mengenal perkembangan teknologi digital agar semakin adaptif terhadap perubahan.
"Kita harus kenal teknologi-teknologi ini, termasuk bikin hoaks dan sebagainya yang mengakibatkan kita tidak bisa melihat dan kita pikir daya beli turun. Coba lihat pasar Tanah Abang itu, sekarang orang tidak perlu ke sana lagi, sekarang online," ujar Rhenald.
Fenomena perubahan teknologi di era digital saat ini memang berdampak ke sejumlah industri. Selain bank, industri seperti transportasi, ritel, hotel, travel, asuransi, dan lainnya juga tidak terelakkan dari digitalisasi.
"Jadi inilah yang disebut disrupsi, yaitu inovasi yang akibatkan yang lama jadi berubah, muncul cara-cara baru," kata Rhenald.