REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Logistik untuk daerah terdampak erupsi Gunung Karangetang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, mulai dikirimkan lewat laut. Akses darat telah terputus pascaerupsi.
"Pemda telah mengirimkan bantuan logistik ke Kampung Batubulan dan Kampung Beba yang terisolasi disebabkan terputusnya jalan darat akibat aliran lava dan batu Gunung Karangetang," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, Sabtu
Sutopo melalui surat Laporan Koordinasi Erupsi Gunung Karangetang Kabupaten Sitaro yang dibagikan dalam grup percakapan Medkom Bencana-2, mengatakan telah dilaksanakan rapat koordinasi penanganan bencana erupsi Gunung Karangetang. Rapat tersebut dihadiri Bupati Evangelian Sasingen, Wakil Bupati John Heit Palandung, jajaran pemerintahan setempat lainnya, BPBD, dan BNPB.
"Bantuan didistribusikan melalui laut, namun dikarenakan angin kencang dan ombak yang besar menyulitkan kapal untuk merapat," ujarnya.
Akibat terputusnya akses darat dari Kampung Niambangen ke Kampung Batubulan dan Kampung Beba serta sulitnya akses laut ke kedua kampung tersebut, Pemda Sitaro berencana membuka akses dari sisi lain. Jalur dari Kampung Nameng ke Kampung Batubulan sejauh dua kilometer akan dibuka dengan mengerahkan masyarakat di kedua desa dan anggota TNI/Polri.
Saat ini, akses hanya bisa dilakukan dengan jalan kaki empat jam akibat medan yang terjal dan sempit. Masih mengutip hasil rapat koordinasi, Sutopo mengatakan, selama ini sebagian warga dari Kampung Batubulan cenderung menolak untuk dievakuasi mengingat ternak yang dimiliki dikhawatirkan terlantar.
Seratusan warga terdampak erupsi Gunung Karangetang harus diungsikan karena ancaman material vulkanik (leleran lava) yang terus menumpuk dan dikhawatirkan terjadi longsoran.