Senin 11 Feb 2019 07:30 WIB

PLN Jajaki Pasar Baru Untuk Tingkatkan Konsumsi Listrik

PLN mendorong penambahan konsumsi dengan pemasaran inovatif.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Lintasan sinar lampu mobil berpadu dengan lansekap kota malam hari di salah satu sudut kota Jakarta.
Foto: Prayogi/Republika
Lintasan sinar lampu mobil berpadu dengan lansekap kota malam hari di salah satu sudut kota Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PLN Distribusi Jakarta Raya (PLN Disjaya) mulai menjajaki pasar konsumen baru untuk bisa meningkatkan konsumsi listrik. Pasar baru ini juga digarap agar pendapatan perusahaan juga tetap terjaga.

General Manager PLN Disjaya, M Ikhsan Asaad menjelaskan, permintaan listrik di wilayah Jakarta tidak lagi meningkat signifikan. Pasalnya, selama ini, konsumen listrik Disjaya hanya bertumpu pada perkantoran dan rumah tangga. Jika PLN tak mencari pasar baru, maka pertumbuhan konsumsi listrik yang ditargetkan meningkat tiap tahun tidak akan tercapai secara maksimal.

"Kota Jakarta itu demand-nya sudah satu rate ya. Jadi, gak terlalu tumbuh. Orang -orang itu udah punya AC, TV, jadi yang berkembang itu daerah pinggiran," ujar Ikhsan, Ahad (10/2).

Salah satu penggerus konsumsi listrik adalah dengan bergesernya industri ke wilayah luar Jabodetabek. Padahal, pasokan dari pembangkit yang ada tidak pernah berkurang.

"Terus terang ini menggerus konsumsi dan pendapatan kita. Puluhan industri pindah, artinya kami harus berpikir biar pendapatan gak turun," ujar Ikhsan.

Salah satu caranya untuk bisa menjaga konsusmi listrik ini, kata Ikhsan, adalah dengan membuat inovasi pemasaran. Ikhsan menjelaskan PLN sendiri lebih memasarkan power bank PLN sebagai salah satu cara untuk menggantikan genset.

Ikhsan mengatakan masih banyak perusahaan retail, perkantoran yang masih menggunakan genset. Padahal, kata Ikhsan, ongkos operasional genset ini cukup mahal dan tidak ramah lingkungan. Dengan penggunaan power bank PLN maka hal ini selain berefek pada energi bersih, juga bisa menambah konsumsi listrik.

"Jakarta ini memang kota yang besar, tumbuhanya retail dan perkantoran. Meski memang secara jumlah banyak pelanggan rumah tangga, sekitar 70 persen, tetapi dari segi serapan konsumsi yang paling banyak tetap retail dan perkantoran. Nah, yang bisnis ini, gak usah pakai genset, pakai listrik premium PLN saja," ujar Ikhsan.

Meskipun mengalami ekspansi pasar, Ikhsan menjelaskan PLN Disjaya sendiri pada 2018 kemarin masih mencatatkan pendapatan perusahaan yang positif meski tidak mencapai target. Ikhsan merinci pendapatan perusahaan pada 2018 kemarin sebesar Rp 41,7 triliun dari target yang dipasang oleh perusahaan sebesar Rp 42 triliun. Pada 2019 ini, PLN menargetkan pendapatan sebesar Rp 44 triliun.

"Kalau pendapatan 2018 tumbuh 6 persen dibandingkan 2017 meski memang tidak capai target. Tahun ini, kita target Rp 44-45 triliun," ujar Ikhsan.

Selain itu, perusahaan menganggarkan sekitar Rp 4,2 triliun untuk investasi di tahun ini. Anggaran tersebut akan digunakan perusahaan untuk melakukan perawatan, khususnya untuk mengganti kabel kabel tua dan perbaikan panel gardu iinduk.

Sedangkan untuk pelanggan baru, pada 2019 ini PLN Disjaya menargetkan tambahan 160 ribu pelanggan. "Kemarin kita ditargetkan tambah 160 ribu pelanggan baru, kita berhasil menyambungnya 149 ribu itu kebanyakan rumah tangga. itu sebagian di pinggir jakarta," ujar Ikhsan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement