REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mendorong para lulusan menangkap peluang kerja di Jepang. Jepang saat ini membutuhkan banyak tenaga kesehatan untuk lansia.
"Sebetulnya permintaan Jepang untuk tenaga kerja ini sekitar 400 ribu-500 ribu, namun kami tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut," kata Rektor UMS Sofyan Anif di sela Penandatanganan Nota Kesepahaman dan Launching Program Magang Kerja di Jepang dengan Delegasi Cooperative Fuku Kyodou Kumiai di Gedung Siti Walidah UMS Sukoharjo, Selasa (12/2).
Oleh karena itu, pihaknya juga melibatkan perguruan tinggi Muhammadiyah yang lain dan perguruan tinggi lain secara umum. Ke depan, sudah menjadi komitmen UMS dengan Fuku untuk mengembangkan kebutuhan tenaga kerja dalam bentuk lain, seperti tenaga kerja di bidang teknik dan pertanian.
"Dalam hal ini mereka butuh atau lebih suka memperoleh tenaga kerja dari Indonesia," katanya.
Ia mengatakan masyarakat Jepang lebih menyukai tenaga kerja asal Indonesia karena keramahan orang Indonesia. "Sebetulnya kami sudah lama mendorong mahasiswa untuk berani mengambil peluang tersebut, tetapi memang masih banyak yang belum tertarik. Namun, setelah kedatangan delegasi dari Fuku, sepertinya mulai banyak yang tertarik," katanya.
Selain itu, katanya, Fuku juga mitra kerja pemerintah sehingga dipastikan ada jaminan kerja untuk para tenaga kerja dari Indonesia. Pada kesempatan yang sama, CEO Fuku Kyodou Kumiai, Ikuno Kowada, mengatakan banyak warga Jepang dengan rentang usia 80-100 tahun masih dalam kondisi sehat.
"Banyaknya lansia di sana membuat kami kekurangan perawat bagi lansia. Oleh karena itu, kami mengharapkan bantuan dari anda (lulusan UMS) untuk datang ke Jepang sebagai perawat," katanya.
Pihaknya juga memiliki rumah sakit khusus lansia di Jepang dan sudah mempekerjakan orang Indonesia. Sejauh ini tenaga kerja asal Indonesia dinilai sangat baik, sehingga orang Jepang lebih menyukai orang Indonesia yang bekerja di sana.
Ia juga berharap, nantinya ketika bekerja di Jepang, para tenaga kerja Indonesia bisa mencontoh budaya dan cara kerja Jepang untuk kemudian dibawa ke Indonesia. "Agar Indonesia lebih baik. Saya tunggu di Jepang," katanya.