Rabu 13 Feb 2019 12:33 WIB

Di Hadapan Ibu-Ibu IWAPI, Mentan Cerita Kisah Masa Kecilnya

Amran mengisahkan peran ibunya yang mendorong untuk berbisnis sejak kecil.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Gita Amanda
Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) menggelar acara di Hotel Harris,  Kota Bandung, Rabu (13/2) dalam rangka ulang tahun organisasi yang ke 44  serta dilakukan perjanjian kerjasama dengan Kementerian Pertanian. Turut  hadir dalam acara tersebut, undangan Menteri Pertanian (Mentan), Amran Andi  Sulaiman.
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) menggelar acara di Hotel Harris, Kota Bandung, Rabu (13/2) dalam rangka ulang tahun organisasi yang ke 44 serta dilakukan perjanjian kerjasama dengan Kementerian Pertanian. Turut hadir dalam acara tersebut, undangan Menteri Pertanian (Mentan), Amran Andi Sulaiman.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) menggelar acara di Hotel Harris, Kota Bandung, Rabu (13/2), dalam rangka ulang tahun organisasi yang ke-44 serta dilakukan perjanjian kerja sama dengan Kementerian Pertanian. Turut hadir dalam acara tersebut, Menteri Pertanian (Mentan), Amran Andi Sulaiman yang bercerita mengenai masa kecilnya.

Disela-sela memberikan sambutan kepada seribu lebih anggota IWAPI, Amran menceritakan sejarah masa kecilnya di Sulawesi dan peran ibunya yang membuatnya bisa banyak berbisnis hingga saat ini. "Yang mengajari kami berbisnis adalah Ibu kami yang cintai. Kami pernah jual batu gunung, beras, ikan umur 9 tahun," ujarnya, Rabu (13/2).

Ia mengungkapkan di masa-masa kecil mengalami masa sulit termasuk kesulitan untuk makan. Apalagi keluarganya memiliki saudara yang banyak sebanyak 12 bersaudara. Tidak hanya itu, sejak sekolah dasar (SD) ia harus membiayai untuk keperluan sekolah.

"Jadi sejak kecil, kami dididik untuk berwirausaha. Kami camkan boleh aku lahir miskin tapi jangan mati dalam keadaan miskin pula," ujarnya.

Dirinya pun mengungkapkan tidak pernah menikmati masa muda. Sebab waktu yang dimiliki habis untuk berusaha. Bahkan, ketika banyak orang yang mencela atau mencaci dirinya, ia selalu meminum pil yaitu pil sabar.

"Bahkan baju satu pasang delapan tahun dipakai untuk berbisnis. Inilah sejarah kami merintis," katanya. Dirinya mengatakan meski pengalaman masa kecilnya penuh perjuangan namun ia memiliki keyakinan jika ke depan dirinya akan didambakan oleh banyak orang.

Amran menambahkan, pihaknya mengapresiasi keberadaan organisasi IWAPI yang begitu solid dan memiliki anggota di seluruh Indonesia. Ia pun akan terus mendorong agar bibit dari Kementerian Pertanian diantaranya bisa terdistribusikan kepada anggota IWAPI di seluruh Indonesia.

"Sebanyak 130 juta penduduk Indonesia perempuan, Indonesia akan mengguncang dunia (karena perempuan)," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua DPP Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), Nita Yudi berharap agar ibu-ibu yang tergabung di organisasi bisa melirik bisnis di bidang pertanian sebab menjanjikan. Tidak hanya itu, para ibu bisa memanfaatkan toko online sehingga memudahkan dari segi waktu dan pekerjaan serta mengurangi dana.

"Kami terus memberi edukasi dan inspirasi agar perempuan di Indonesia bisa menjadi perempuan pengusaha. Tanpa peningkatan pemberdayaan ekonomi perempuan maka Indonesia tidak akan maju. Dengan memperhatikan perempuan Indonesia akan lebih besar," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement