Ahad 17 Feb 2019 08:02 WIB

Bantuan AS untuk Venezuela Tiba di Kolombia

Bantuan AS diminta oleh Juan Guaido.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Pemimpin Majelis Nasional Juan Guaido memproklamirkan diri sebagai presiden sementara Venezuela di Central University of Venezuela di Caracas, Jumat (8/2).
Foto: AP Photo/Ariana Cubillos
Pemimpin Majelis Nasional Juan Guaido memproklamirkan diri sebagai presiden sementara Venezuela di Central University of Venezuela di Caracas, Jumat (8/2).

REPUBLIKA.CO.ID, CUCUTA -- Pesawat militer Amerika Serikat (AS) yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Venezuela tiba di kota Cucuta perbatasan Kolombia-Venezuela. Bantuan tersebut ditimbun di sana atas permintaan pemimpin oposisi Venezuela dari Majelis Nasional, Juan Guaido.

Para pejabat di Cucuta mengatakan, penerbangan bantuan tambahan akan tiba di Kolombia selama beberapa hari mendatang. Pasokan medis dan obat-obatan dari bantuan AS akan digunakan di rumah sakit yang akan tiba awal pekan depan.

Jembatan jalan antara Venezuela dan Kolombia tetap ditutup di sisi Venezuela untuk pengiriman kontainer. Sebab Presiden Venezuela Nicolas Maduro bersikeras menuduh bantuan tersebut adalah bagian dari rencana AS sebagai pencitraan ke negaranya. Sementara, Guaido mengatakan, relawan Venezuela akan membawa bantuan melintasi perbatasan itu pada 23 Februari mendatang.

Berbicara di sebuah konferensi pers di Cucuta, administrator United State Agency International Development (USAID), Mark Green mengatakan, Guaido meminta bantuan AS sebab kini Venezuela tengah berada dalam cengkeraman krisis kemanusiaan yang terus meningkat.

"Anak-anak kelaparan, dan hampir setiap rumah sakit di Venezuela mengalami kekurangan obat serius," ujar Guaido yang mengukuhkan diri sebagai presiden sementara seperti dikutip BBC, Ahad (17/2).

Dia mengatakan, krisis di negara kaya minyak itu telah menjangkau regional. Kurang lebih tiga juta warga Venezuela bermigrasi ke negara-negara tetangga untuk mencari makanan dan obat-obatan. "Hari ini kita berdiri di garis depan salah satu pemindahan orang terbesar dalam sejarah Amerika Latin," katanya.

Perwakilan untuk Guaido mengatakan, sudah ada lebih banyak titik pengumpulan bantuan yang juga akan dibuka di Brasil dan Karibia. Dia mengatakan, pertemuan akan berlangsung dengan pemerintah Brasil pekan ini untuk mengatur rincian fasilitas penyimpanan di negara bagian Brasil Roraima di perbatasan Venezuela.

Bantuan juga ditimbun di Miami untuk diterbangkan ke wilayah Belanda Curacao awal pekan depan, meski masih belum jelas apakah bantuan itu akan diizinkan masuk ke Venezuela atau tidak.

Kendati demikian, Maduro menyebut bantuan-bantuan kemanusiaan merupakan suatu 'pertunjukan' yang diatur oleh AS. Maduro pun menyangkal adanya krisis di negara yang dipimpinya sejak 2013.

Pada Jumat, ia memerintahkan militer tetap waspada terhadap apa yang kerap ia sebut sebagai "rencana perang" AS. Guaido, yang telah diakui oleh AS dan sebagian besar pemerintah Barat sebagai presiden sementara Venezuela, mengatakan, ratusan ribu sukarelawan telah mendaftar untuk membuat brigade membantu mendapatkan bantuan ke negara Venezuela.

Dia pun berulang kali mengulangi seruannya kepada militer Venezuela untuk mengizinkan bantuan itu lewat. Meski belum jelas apakah militer akan mengabulkannya. "Pesan yang harus kami sampaikan kepada angkatan bersenjata adalah bahwa mereka memiliki satu minggu untuk melakukan hal yang benar," kata Guaido.

Miliarder Inggris Richard Branson akan mengadakan konser pop pada 22 Februari di Cucuta untuk disiarkan langsung melalui internet yang bertujuan mengumpulkan dana bantuan lebih banyak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement