Rabu 20 Feb 2019 15:08 WIB

Kominfo Minta Marketplace Bantu UMKM Naik Kelas

Sudah marketplace yang bekerja sama untuk program UMKM online.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Petugas mengunggah foto salah satu produk UMKM yang telah didaftrakan untuk didaringkan, dengan berpartisipasi dalam program gerakan meng-online-kan 100.000 UMKM di Pasar Ciroyom, Kota Bandung, Jumat (31/3)
Foto: Mahmud Muhyidin
Petugas mengunggah foto salah satu produk UMKM yang telah didaftrakan untuk didaringkan, dengan berpartisipasi dalam program gerakan meng-online-kan 100.000 UMKM di Pasar Ciroyom, Kota Bandung, Jumat (31/3)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Komunikasi menargetkan sebanyak delapan juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjamah pemasaran secara online (daring) lewat marketplace. Pemasaran daring dinilai dapat meningkatkan kemampuan akses pasar bagi para pelaku UMKM.

Pelaksana Tugas Direktur Pemberdayaan Informatika, Kominfo, Slamet Santoso, mengklaim, target delapan juta UMKM online sudah tercapai. Hanya saja, seluruhnya masih tahap on boarding atau permulaan.

Baca Juga

“Program UMKM online ini ada empat tahap. Setelah on boarding, kemudian active selling (penjualan secara aktif), skill up (peningkatan kapasitas), dan go public (penawaran publik). Saat ini, delapan juta itu sedang menuju active selling,” kata Slamet di Gedung Conclave, Jakarta Selatan, Selasa (20/2).

Terkait peningkatan menuju active selling, Slamet menyatakan, pemerintah menyerahkan penuh kepada masing-masing marketplace yang dipilih oleh UMKM sebagai tempat penjualan online. “Kita serahkan kepada marketplace untuk membina menjadi UMKM. Termasuk pemerintah daerah kita libatkan,” ujarnya menambahkan.

Menurut dia, sejauh ini sudah terdapat enam marketplace yang bekerja sama dengan pemerintah untuk program delapan juta UMKM online. Slamet menyebut keenam start up itu di yakni Bukalapak.com, Blibli.com, Blanja.com, Shopee, Grab Food, dan Go Food. Pihaknya berharap para perusahaan digital itu dapat memberikan pelatihan kepada mitra UMKM agar dapat menambah kapasitas dalam berbisnis.

Meski begitu, ia mengakui, mengubah pola pikir para pelaku UMKM di Indonesia amat susah. Tahap penjajakan dari analog ke online pun dinilai menjadi pekerjaan besar bagi pemerintah. Sebab, kebanyakan pelaku usaha saat ini cenderung puas dengan pencapaian yang sudah diraih.

Chief Commercial Expansion Gojek, Catherine Hindra Sutjahyo, mengatakan, sejauh ini Go Food sebagai salah satu layanan pembelian makanan secara online sudah memiliki 400 ribu mitra UMKM. Adapun 80 persen dari 400 ribu mitra Go Food, kata dia, bergerak di bidang usaha kuliner.

Melihat antusias para pelaku UMKM yang cukup tinggi, pihaknya meluncurkan program Gojek Wirausaha sejak tahun lalu. Sepanjang 2018, Gojek Wirasuaha sudah melatih 2.200 pelaku UMKM di sebanyak 14 kota di Indonesia. 

Dari hasil evaluasi kegiatan tersebut, Catherine mengatakan terdapat tiga masalah yang paling dominan ditemui oleh UMKM. Pertama, ketidaktahuan meningkatkan akses terhadap pasar. Kedua, sangsi terhadap teknologi marketplace. Ketiga, peningkatan kemampuan bisnis. 

“Kami berusaha beri solusi dengan Go Food dan Go Pay,” ujar dia. 

Tahun ini, Gojek menargetkan dapat melatih 3.500 UMKM yang tersebar di 25 kota di Indonesia. Peningkatan jumlah jangkauan pelatihan itu dilakukan seiring dampak positif yang diperoleh dari Gojek Wirausaha.

Catherine mengatakan, berdasarkan catatan terakhir, mitra UMKM yang sudah masuk ke marketplace mampu meningkatkan volume penjualan hingga 3,5 kali lipat. Sementara, jumlah transaksi ikut meningkat sekitar 80 persen. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement