Rabu 20 Feb 2019 17:43 WIB

Rouhani: Ketegangan Iran-AS Sudah Memuncak

AS dinilai telah mengerahkan semua kemampuannya untuk mengisolasi Iran.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani.
Foto: AP
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, ketegangan antara Teheran dan Washington berada pada titik maksimal. Ketegangan yang memuncak ini belum pernah terjadi sebelumnya.

"Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat (AS) saat ini sudah maksimal. Amerika telah menggunakan semua kekuatannya untuk melawan kita," ujar Rouhani dikutip Radio Nasional Iran, IRIB, Rabu (20/2).

Baca Juga

Rouhani mengatakan, konferensi mengenai Timur Tengah dan Iran yang diselenggarakan oleh AS di Warsawa pada pekan lalu tidak memberikan hasil konkret. 

Seperti diketahui, para pejabat senior dari 60 negara berkumpul di Warsawa. AS berharap bisa mendapatkan dukungan untuk meningkatkan tekanan kepada Iran.

Namun, menteri luar negeri dari negara-negara besar Eropa tetap berkomitmen untuk tidak menghadiri kesepakatan nuklir tersebut. Rouhani menyebut, AS telah gagal menetapkan kebijakan regionalnya. "Ini adalah satu lagi kegagalan kebijakan regional AS," kata Rouhani.

Permusuhan antara Washington dan Teheran berlangsung sejak revolusi Iran pada 1979. Ketegangan semakin meningkat pada Mei ketika Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir internasional dengan Teheran. Trump juga akan menjatuhkan sanksi lebih berat sehingga memicu amarah Iran.

Pada 1953, Iran murka saat kudeta yang didukung AS-Inggris menggulingkan Perdana Menteri Mohammad Mossadeq, yang digantikan Shah Reza Pahlavi. Setelah Pahlevi jatuh pada 1979, hubungan AS-Iran memburuk lagi dan mencapai puncaknya saat AS mendukung invasi Irak ke Iran.

Peristiwa-peristiwa ini meninggalkan bekas mendalam dalam ingatan warga Iran. Sebaliknya, Paman Sam tidak akan melupakan aksi Iran yang menahan 66 diplomatnya selama 444 hari sebagai sandera.

Ketegangan antara AS dan Iran saat ini pun kian meningkat setelah Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani saling menghina lewat media. Rouhani sebelumnya memperingatkan Trump agar tak bermain-main dengan 'ekor singa', yang ditanggapi dengan amarah oleh Trump. Dia memperingatkan Rouhani agar tak lagi mengancam AS. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement