Rabu 13 Sep 2023 11:25 WIB

Presiden Iran: Lima Tahanan AS dalam Kondisi Sehat

AS dan Iran sepakat melakukan pertukaran tahanan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Tahanan (ilustrasi).
Foto: Presstv.ir/ca
Tahanan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebanyak lima warga negara Amerika Serikat (AS) yang ditahan di Iran diperkirakan akan ditukar dengan lima warga Iran yang dipenjara di AS pada awal minggu depan. Menurut Presiden Iran Ebrahim Raisi pada Selasa (12/9/2023), mereka dalam kondisi sehat sepenuhnya.

“Mereka sangat sehat dan, menurut informasi terbaru kami, mereka dalam keadaan sehat sepenuhnya,” kata Raisi kepada Lester Holt dari NBC Nightly News dalam sebuah wawancara yang direkam di Teheran pada Selasa.

Baca Juga

Kelima warga AS tersebut termasuk Siamak Namazi dan Emad Sharqi,  serta pemerhati lingkungan Morad Tahbaz yang juga memiliki kewarganegaraan Inggris. Departemen Luar Negeri AS menolak untuk mengidentifikasi warga Amerika keempat dan kelima.

“Pengaturan telah dilakukan dan tindakan akhir pertukaran tahanan harus diselesaikan pada waktunya,” kata Raisi.

Sedangkan lima warga Iran yang akan dibebaskan oleh AS adalah Mehrdad Moin-Ansari, Kambiz Attar-Kashani, Reza Sarhangpour-Kafrani, Amin Hassanzadeh, dan Kaveh Afrasiabi.

Menurut laporan kantor berita resmi Iran IRNA mengutip misi Iran untuk PBB  Ali Karimi Magham mengatakan, beberapa warga Iran yang dibebaskan akan tetap berada di AS. "Sementara yang lain akan kembali... ke rumahnya," ujarnya.

Menurut delapan sumber Iran dan sumber lain yang mengetahui kesepakatan, pertukaran tahanan dapat dilakukan paling cepat minggu depan. Kesepakatan ini dinegosiasikan melalui pembicaraan tidak langsung AS-Iran yang dimediasi oleh Qatar.

Sedangkan juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby menyatakan, AS berada di jalur yang tepat untuk mengamankan kembalinya lima warga Amerika tersebut dalam waktu dekat.

Sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan yang pertama kali diumumkan pada 10 Agustus, AS telah menyetujui transfer dana Iran sebesar enam miliar dolar AS dari rekening Korea Selatan ke Qatar. Dana tersebut disebutkan hanya dapat dibelanjakan untuk barang-barang kemanusiaan.

AS mengatakan, akan melakukan pengawasan mengenai cara dan waktu dana tersebut akan dibelanjakan. “Uang tersebut hanya dapat digunakan untuk tujuan kemanusiaan dan kami akan tetap waspada dalam mengawasi pengeluaran dana tersebut dan memiliki kemampuan untuk membekukannya lagi jika diperlukan,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller kepada wartawan pada Selasa.

Mengizinkan lima warga AS keturunan Iran meninggalkan Iran akan menghilangkan kekesalan besar antara kedua negara. AS dan Iran masih berselisih mengenai isu-isu mulai dari program nuklir Iran hingga dukungan Iran terhadap milisi Syiah regional.

Raisi tampaknya mengakui dana sebesar enam miliar dolar AS itu hanya dapat digunakan untuk tujuan kemanusiaan. Namun dia mengatakan, Iran akan memutuskan cara dana tersebut akan dibelanjakan.

“Uang ini milik rakyat Iran, pemerintah Iran, sehingga Republik Islam Iran akan memutuskan apa yang harus dilakukan dengan uang ini,” kata Raisi dalam wawancara NBC berbicara melalui penerjemah pemerintah Iran.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement