REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Nama mantan CEO Arema FC, Iwan Budianto atau dikenal IB kembali mencuat dalam kasus pengaturan skor (match fixing). Nama pria yang juga pengurus PSSI tersebut dicatut dalam sebuah acara televisi swasta, baru-baru ini.
Mendengar isu tersebut, Manajemen Arema FC pun ikut menanggapinya. CEO Arema FC, Agoes Soerjanto mengatakan, pencatutan nama IB tak lebih dari sekedar tudingan yang disiarkan televisi swasta.
"Mari kita sepakat itu sebagai asas praduga tak bersalah. Ini negara hukum, jangan sampai itu sifatnya menuduh," ujar Agoes saat ditemui wartawan di Kantor Arema FC, Kota Malang, Kamis (21/2).
Daripada menanggapi isu tersebut, Agoes mengaku, pihaknya lebih meminta klub konsentrasi pada hal lain. Dia mendorong tim agar bisa fokus menyelesaikan sejumlah program ke depan. Dalam hal ini seperti menuntaskan Piala Indonesia dan menyiapkan sebaik mungkin untuk Piala Presiden 2019.
Untuk tudingan, Agoes menegaskan, lebih memilih menyerahkan kasus tersebut pada lembaga yang bertanggung jawab. Hal yang pasti, ia melanjutkan, pihaknya mendukung penuh aksi Satgas Antimafia Bola Indonesia. Dengan demikian, sepak bola Indonesia akan menjadi lebih baik lagi ke depannya.
Sebelumnya, dalam acara televisi swasta, seorang whistleblower mengungkap ada keterlibatan anggota Exco PSSI berinisial IB dan YN dalam beberapa pertandingan di Liga 1. Bahkan, dalam pertandingan perebutan tiket promosi menuju Liga 1 yang sempat menjadi kontroversi, yakni Persita Tangerang kontra Kalteng Putra.
Dia menyebut ada kesepakatan antara salah satu staf perwasitan berinisial ML dengan Exco PSSI berinisial IB yang meminta agar Kalteng Putra menang. Nominal uang yang ditawarkan pun cukup besar yakni Rp 100 juta. Dia menyebut yang berkepentingan dalam pertandingan tersebut adalah wakil komite wasit berinisial JR.
"Uang itu dibagi-bagi ke seluruh perangkat pertandingan, sudah biasa itu. Tapi itu termasuk besar karena pertandingan penting," kata dia.