Sabtu 23 Feb 2019 11:21 WIB

Berulang Tahun, Naruhito Bicarakan Masa Depan

Akihito akan melepas takhta pada 30 April, Naruhito akan dimakhotai sehari kemudian.

Putra Mahkota Jepang Naruhito bersama istrinya Masako di Tokyo, Jepang.
Foto: REUTERS/Issei Kato
Putra Mahkota Jepang Naruhito bersama istrinya Masako di Tokyo, Jepang.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Putera Mahkota Jepang Naruhito yang akan mengambil alih mahkota Krisan dalam dua bulan ini, genap 59 tahun pada Sabtu. Ia mengatakan bahwa memikirkan tentang masa depan membuatnya serius dan akan memikirkan kelanjutan pola pemerintahan ayahnya kemudian.

Kaisar Akihito, 85 tahun, yang pernah mengalami bedah jantung dan menjalani perawatan kanker prostat, dalam pidato di televisi pada 2016 mengemukakan rencananya untuk mengundurkan diri dengan alasan usianya mungkin membuatnya kesulitan untuk memikul tugas-tugasnya. Keadaan tersebut membuat suatu abdikasi pertama oleh kekaisaran Jepang dalam hampir dua abad.

Baca Juga

Ayahanda Akihito, Kaisar Hirohito dipandang sebagai dewa yang hidup hingga dia melepaskan "keilahiannya" setelah kekalahan dalam Perang Dunia II dan kaisar yang sekarang membaktikan diri sebagai lambang keluarga kekaisaran yang dekat dengan rakyat - suatu aliran yang akan dilanjutkan oleh Naruhito. Akihito akan melepas takhta pada 30 April dan Naruhito akan dimahkotai sehari berikutnya.

"Pada saat saya memikirkan apa yang akan terjadi, saya menjadi merasa sangat khidmat," kata Naruhito dalam jumpa pers sehari menjelang ulang tahunnya, dengan mengacu pada tugas baru yang akan diemban dan sementara mereka yang sebaya dengannya sedang bersiap untuk pensiun.

"Saya akan berdoa bagi rakyat, memikirkan mereka sepanjang waktu, dan berbagi bersama dalam suka-duka, seperti yang telah dilakukan oleh orang tua saya," ujarnya.

Kendati Naruhito berjanji untuk melanjutkan tradisi keluarga kekaisaran, dia juga mengatakan siap untuk melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan bersama dunia, serta kemungkinan peran istrinya sebagai seorang permaisuri. Pangeran telah melanggar aturan istana untuk menikahi Masako Owada, seorang diplomat lulusan Havard dan Oxford yang pernah mengalami stres terkait tekanan untuk menjalani kehidupan istana dan melahirkan seorang penerus takhta.

Putri mereka, Aiko, 17 tahun, tidak akan mewarisi takhta yang hanya diperuntukkan bagi laki-laki. Meskipun Putri Masako akhir-akhir ini jarang tampil di depan umum, Naruhito mengatakan bahwa istrinya cukup senang dengan keadaannya yang tenang.

"Statusnya akan berubah dan tugas-tugasnya akan bertambah, tetapi dia belum akan mencoba segala sesuatu sekaligus, dan akan memperhatikan kelanjutan usaha pemulihannya," katanya.

"Saya ingin menjadi kuat untuknya dan mendukungnya sebisa mungkin."

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement