REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Banjir yang melanda Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulangbawang, Lampung, Ahad (24/2), menelpon korban jiwa seorang bayi di bawah lima tahun (balita). Balita bernama Nazira Tapan bin Edi Syahrudi (3 tahun) terbawa arus banjir saat bermain di halaman rumah keluarganya di Lingkungan Bugis, Menggala.
Keterangan yang diperoleh, Ahad (24/2) petang, banjir melanda Kecamatan Menggala, sejak Ahad pagi merendam sejumlah rumah di Kampung Lingkungan Bugis dan Lingkungan Palembang dalam Kecamatan Menggala. Banjir terjadi setelah hujan lebat mengakibatkan Sungai Tulangbawang meluap. Ketinggian banjir pada awalnya sebetis orang dewasa, namun terus naik menjadi sepinggang orang dewasa.
Orangtua korban Edi Syahrudi menjenguk keluarganya yang terkena banjir di Lingkungan Bugis. Saat itu, anaknya yang baru bisa berbicara tersebut bermain di halaman.
Tanpa terawasi, anaknya menghilang diseret banjir. Keluarga panik, dan langsung melakukan pencarian dengan menyelam daerah banjir tersebut.
Edi dan warga mencari anaknya yang masih balita tersebut selama dua jam lebih. Warga menemukan korban di bawah rumah tersangkut, dan sudah tidak bernyawa lagi. “Kami masih mengobrol di teras, lupa anak saya bermain,” kata Edi yang dikabarkan warga setempat.
Kampung Bugis dan Palembang memang menjadi langganan banjir tatkala musim hujan. Setelah hujan turun, biasanya Sungai Tulangbawang selalu meluap dan merendam sejumlah rumah dekat sungai hingga ke jalan-jalan. Namun, banjir yang terjadi Ahad pagi tersebut air terus naik dan arus semakin kuat.
Warga Kampung Bugis dan Palembang masih sempat menyelamatkan perabotan rumah tangganya, karena air yang merendam rumah-rumah mereka tidak sekaligus namun berangsur-angsur hingga ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa.
Bupati Tulangbawang Winarti telah meninjau lokasi banjir. Ia memerintahkan untuk mengirimkan bantuan kapal karet membantu mengevakuasi warga. Selain itu, memberikan bantuan berupa obat-obatan dan kebutuhan makanan pokok. Bupati menyatakan, tidak bisa memaksakan warga yang biasa menjadi langganan banjir untuk direlokasi.
Menurut Bupati, warga di Kampung Bugis dan Palembang tersebut telah lama mendiami kampung mereka. Pemkab Tulangbawang tidak dapat serta merta meminta mereka untuk relokasi rumahnya di kawasan yang aman banjir. Warga telah turun temurun dan memiliki sejarahnya tinggal di kampungnya, sehingga sulit untuk memindahkannya.