Senin 25 Feb 2019 19:57 WIB

Aktivis Pemuda Muslim Gelar Silaturahim 'Content Creator'

Acara ini hendak menyebar semangat berkarya positif di jagad medsos

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Hasanul Rizqa
Suasana pertemuan para content creator Muslim di Kemang, Jakarta Selatan, Senin (25/2). (sumber: istimewa)
Foto: ist
Suasana pertemuan para content creator Muslim di Kemang, Jakarta Selatan, Senin (25/2). (sumber: istimewa)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sejumlah pembuat konten (content creator) Muslim menggelar ajang silaturahim di Jambo Kupi Kemang, Jakarta Selatan, Senin (25/2). Menurut ketua panitia Meet-Up Ukhuwah Content Creator Muslim Indonesia, Dodi Hidayatullah, acara itu bertujuan meningkatkan sinergi di antara mereka.

Jumlah hadirin dalam pertemuan ini sekitar 30 orang. Dodi mengungkapkan, total pembuat konten Muslim yang terdata pihaknya mencapai 50 akun.

Baca Juga

“Karena banyak member akun yang belum saling kenal, maka hari ini kita saling berkenalan dulu. Dan saling berbagi, misal, dia kontennya lebih ke mana. Karena kan masing-masing segmentasinya beda-beda," kata Dodi Hidayatullah, Senin (25/2).

Aktifnya para pemuda Muslim di media sosial (medsos) bukanlah tanpa alasan. Dia melihat, tren hijrah saat ini begitu berkembang.

"Maka kita para creator juga harus mengambil momentum ini, supaya satu shaf juga untuk ambil momen ini," lanjut dia.

Dodi mengakui, medsos berperan sebagai wadah kreativitas anak-anak muda. Namun, Dengan peluang ke arah hal-hal yang negatif juga cukup besar. Untuk itu, pihaknya ingin seluruh pembuat konten dari kalangan umat Islam bersatu padu.

Di Indonesia, tutur dia, kini mulai marak konten-konten yang bermuatan negatif, seperti seks dan kampanye legalisasi LGBT.

Hal itu menimbulkan kekhawatiran. Maka dari itu, para pembuat konten tidak boleh berdiam diri atau sekadar menonton. Menurut dia, perlu ada alternatif yang disuguhkan kepada para pemuda, khususnya dari kalangan Muslim.

Dodi mencontohkan konten-konten yang sesungguhnya berdampak buruk bagi penonton. Misalnya, karya-karya yang cukup marak di medsos, tetapi cenderung membuka keburukan orang lain hanya karena ingin terkenal (viral). Demikian pula, konten yang mengeksploitasi tubuh atau aurat. Tidak sedikit pula konten yang memakai bahasa-bahasa yang tidak baik.

"Sebetulnya budaya ketimuran enggak seperti itu. Maka, kita pengen ada alternatif yakni konten yang mengajak pada kebaikan. Kontennya tetep anak muda, bisa ketawa asik, tapi budaya ketimurannya tidak ditinggalkan," papar Dodi.

"Kami ingin sekali semangat ini bisa disebarkan, bisa sama-sama menyerukan ke adik-adik kita para pemuda di Indonesia untuk bikin konten yang positif," ujar dia.

photo
Wakil ketua MPR, Hidayat Nur Wahid menjadi pembicara dalam acara Meet-Up Ukhuwah Content Creator Muslim Indonesia di Jakarta Selatan, Senin (25/2)

Meet-Up Ukhuwah Content Creator Muslim Indonesia berawal dari inisiatif beberapa pembuat konten asal Bandung (Jawa Barat). Sebut saja, Dodi Hidayatullah sendiri, Setia Furqon Kholid, Abay Motivasinger, dan Ibnu "The Jenggot." Mereka kerap berkumpul rutin per dua bulan sekali.

"Nah ide-ide kreatif itu ingin disebarkan secara nasional. Karena juga temen-temen content creator Muslim ini kan jarang bertemu, maka kita undang beberapa teman-teman yang buat konten positif dan islami. Lalu hari inilah disepakati untuk bertemu," jelas dia.

Kesempatan ini diisi pemaparan oleh Hidayat Nur Wahid selaku wakil ketua MPR-RI. Selain itu, Ustaz Derry Sulaiman juga mengisi tausiyah dalam acara tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement