REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengajak Prabowo Subianto dan Kivlan Zein untuk melakukan sumpah pocong guna membuktikan tudingan keterlibatan dalam kerusuhan 1998. Wiranto menyampaikan ini untuk merespons pernyataan mantan kepala Staf Kostrad Kivlan Zein yang menudingnya sebagai dalang kerusuhan 1998.
"Saya berani, katakanlah berani untuk sumpah pocong saja. 1998 itu yang menjadi bagian dari kerusuhan itu saya, Prabowo, Kivlan Zein. Sumpah pocong kita, siapa yang sebenarnya dalang kerusuhan? Biar terdengar di masyarakat, biar jelas, jangan asal menuduh saja," ucap Wiranto di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (26/2).
Wiranto menegaskan pernyataan Kivlan Zein tersebut merupakan tudingan hoaks. Sebab, dia mengatakan, tidak ada fakta yang menyebut keterlibatan dirinya dalam kerusuhan 1998.
Ia bahkan juga menyebut, berdasarkan hasil penyelidikan Tim Gabungan Pengungkap Fakta (TGPF) sudah diprediksi sumber kerusuhan saat 1998. "Dari sana sudah jelas, 1998 itu sumber kerusuhan mengarah pada institusi mana, sudah mengarah pada figur-figur mana, ada di sana. Karena itu, pelajari dulu TGPF di sana. Siapa yang sebenarnya ditengarai, diprediksi oleh TGPF sebagai bagian dari munculnya kerusuhan," jelas dia.
Wiranto menjelaskan, saat kerusuhan 1998 terjadi, ia justru melakukan berbagai langkah persuasif, edukatif, kompromis, dan juga dialogis agar tidak terjadi kerusuhan. Ia mengatakan langkah tersebut bukan sebagai untuk mendalangi kerusuhan.
Wiranto juga menyampaikan pada saat terjadi kerusuhan pada 14 Mei 1998, ia telah mengerahkan pasukan dari Jawa Timur ke Jakarta. Sehingga, ia mengatkaan, pada 15 Mei Jakarta telah kembali aman.
"Peluang untuk saya kudeta tidak saya lakukan karena saya mencintai negara ini, saya mencintai teman-teman reformis yang ingin merubah negeri ini. Jadi tidak ada sama sekali keinginan dan tindakan saya yang mengarah kepada langkah-langkah untuk mengacaukan 1998," ujar dia.
Sebelumnya, dalam acara 'Tokoh Bicara 98', Kivlan Zein menuduh Menkopolhukam Wiranto sebagai dalang kerusuhan 1998. Menurut dia, Wiranto saat itu memainkan peranan ganda dan isu propagandis saat masih menjabat sebagai Panglima ABRI. Saat itu, Prabowo Subianto sendiri menjabat sebagai Panglima Kostrad.