Selasa 26 Feb 2019 16:41 WIB

India Lancarkan Serangan Udara ke Kashmir

Serangan udara India ke Kashmir meningkatkan ketegangan dengan Pakistan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Serangan bom mobil di Kashmir
Foto: Gulfnews.
Serangan bom mobil di Kashmir

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- India melancarkan serangan udara ke kamp-kamp yang diklaim sebagai basis teror yang berada di Pakistan, Selasa (26/2). Kejadian itu meningkatkan ketegangan antara kedua negara.

Jet-jet tempur India dilaporkan menyerang kamp-kamp teror yang tersebar di seluruh Garis Kontrol Kashmir atau Line of Control (LoC), yakni perbatasan de facto dengan Pakistan. India mengklaim serangan berhasil menghancurkan basis teroris di wilayah tersebut.

Baca Juga

Menurut CNN News18, itu merupakan serangan besar yang menyertakan sekitar 500 kilogram bom. Jumlah teroris yang berpotensi tewas akibat serangan itu bisa mencapai setidaknya 200 orang. Namun CNN News18 tidak mengungkapkan dari mereka memperoleh informasi tersebut.

Otoritas Pakistan mengonfirmasi tentang adanya serangan di Kashmir. "Pesawat-pesawat India menerobos masuk dari sektor Muzafarabad," kata juru bicara militer Pakistan Mayor Jenderal Asif Ghafoor, merujuk pada daerah di bagian Kahsmir yang dikelola Pakistan.

Berbeda dengan klaim India, Ghafoor menyebut serangan itu tidak menyebabkan adanya korban jiwa. "Pesawat India melepaskan muatan dengan tergesa-gesa saat melarikan diri yang jatuh di dekat Balakot. Tidak ada korban jiwa atau kerusakan," ujarnya.

Balakot adalah sebuah kota di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa di Pakistan. Ia berjarak sekitar 50 kilometer dari Garis Kontrol Kashmir. Ghafoor mengatakan informasi-informasi lain terkait serangan jet tempur India akan dirilis segera.

Serangan yang dilancarkan India merupakan buntur dari aksi bom bunuh diri yang terjadi Pulwama, Kashmir, sekitar dua pekan lalu. Insiden itu menyebabkan sedikitnya 44 tentara India tewas.

Kelompok Jaish-e-Mohammad (JeM) mengaku bertanggung jawab atas serangan di Pulwama. Kendati demikian, India tetap menuding Pakistan terlibat dalam serangan tersebut.

Tudingan itu seketika memperuncing huhungan antara kedua negara. India dan Pakistan diketahui telah memanggil pulang duta besarnya masing-masing.

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan telah angkat bicara soal tuduhan India yang menyebut negaranya terlibat dalam merancang serangan teror di Pulwama. Menurut Khan, tudingan New Delhi sangat serampangan.

"Anda menuduh Pemerintah Pakistan tanpa memberikan bukti apa pun atau mengatakan apa yang ingin Pakistan peroleh dari ini," kata Khan pekan lalu.

Kendati telah dituduh, Khan menegaskan siap membantu India untuk menyelidiki insiden di Kashmir. "Saya menawarkan, jika Anda ingin penyelidikan apa pun, kami siap," ujarnya.

Jika India memiliki informasi intelijen terkait serangan bom di Kashmir, Khan berharap New Delhi bersedia membaginya kepada Pakistan. "Saya jamin kami akan bertindak dan akan mengambil tindakan, bukan karena tekanan (eksternal), tapi karena orang-orang ini akan menjadi musuh Pakistan," kata Khan.

Kashmir merupakan sebuah wilayah di Himalaya dengan penduduk mayoritas Muslim yang dipersengketakan India dan Pakistan. Kedua negara telah terlibat tiga kali perang yakni pada tahun 1948, 1965, dan 1971, karena memperebutkan Kashmir.

Beberapa kelompok Kashmir di Jammu dan Kashmir telah berperang melawan India guna meraih kemerdekaan. Kalaupun tidak berhasil merdeka, mereka ingin berpisah dari India dan bergabung dengan Pakistan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement