REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong santri di Pondok Pesantren memanfaatkan fasilitas kredit mikro, seperti kredit untuk usaha ultra mikro (UMi), pinjaman melalui program Mekaar, hingga Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hal itu disampaikan Presiden saat menyerahkan secara simbolis KUR petani kepada 600 penerima di Pondok Pesantren Miftahul Huda, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (27/2).
Pemerintah, ujar Jokowi, memang menempatkan KUR dan fasilitas kredit dengan plafon lebih rendah untuk menumbuhkan ekonomi rakyat di sektor peternakan, pertanian, dan perikanan.
"Program-program yang digulirkan pemerintah seperti KUR ini silakan dimanfaatkan oleh para santri, dan masyarakat agar bisa meningkatkan modal usahanya," jelas Presiden di hadapan para penerima KUR dan santri di Tasikmalaya, Rabu (27/2).
Presiden menyebutkan bahwa saat ini ada beberapa jalur bagi pelaku UMKM untuk mengakses kredit. Selain KUR, UMi, dan Mekaar, pemerintah juga menyediakan Bank Wakaf Mikro yang sudah berjalan dua tahun di sejumlah pondok pesantren di Tanah Air. Jokowi meminta pesantren benar-benar memanfaatkan peluang ini untuk mengakses permodalan demi meningkatkan ekonomi umat. Selain itu, perlibatan santri dalam kegiatan ekonomi di pesantren bisa menumbuhkan jiwa wirausaha.
Sejalan dengan semangat ekonomi pesantren tersebut, Presiden juga memerintahkan Kementerian Tenaga Kerja untuk merampungkan pembangunan 1.000 Balai Latihan Kerja (BLK) berbasis komunitas pesantren sepanjang 2019. Angkanya akan ditingkatkan menjadi 3.000 BLK pesantren pada 2020 nanti.
Pemerintah mencatat, kinerja KUR terus meningkat sejak Agustus 2015 sampai 31 Desember 2018. KUR ketahanan pangan untuk sektor pertanian dan peternakan berkontribusi sekitar 20 persen dari total penyaluran KUR, atau mencapai Rp 66,8 triliun untuk 3,4 juta debitur. Secara nasional pun, per Januari 2019, KUR Ketahanan Pangan telah disalurkan sebanyak Rp 2,1 triliun kepada 95.212 debitur.