Rabu 27 Feb 2019 20:14 WIB

Kecelakaan Kereta di Kairo Mesir, 25 Orang Tewas

Sebuah kereta menabrak pembatas di stasiun utama Kairo.

Red: Nur Aini
ilustrasi Kebakaran
Foto: pixabay
ilustrasi Kebakaran

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Sedikitnya 25 orang meninggal dan 50 orang terluka ketika sebuah lokomotif menabrak pembatas di stasiun utama Kairo pada Rabu (27/2). Peristiwa itu menyebabkan ledakan dan kebakaran, seperti terlihat pada tayangan stasiun televisi dan keterangan para saksi mata.

Asap hitam membubung dari kebakaran di atas stasiun Ramses di pusat ibu kota Mesir. Di dalam stasiun, mesin kereta yang hangus terlihat tergeletak miring ke satu arah di dekat peron. Sumber keamanan mengatakan tidak ada tanda-tanda bahwa kecelakaan tersebut disengaja.

Baca Juga

"Saya melihat seorang pria menunjuk dari lokomotif saat masuk ke peron dengan berteriak 'tidak ada rem, tidak ada rem' lalu melompat keluar lokomotif dan saya tidak tahu apa yang terjadi padanya," ujar seorang saksi mata, Ibrahim Hussein.

Seorang saksi lain Mina Ghaly menambahkan "saya sedang berdiri di peron dan melihat kereta melaju kencang menuju pembatas... semua orang berhamburan... tapi banyak yang mati karena lokomotif meledak."

"Saya melihat sedikitnya ada sembilan jenazah tergeletak, hangus."

Ahmed Abdeltawab mengatakan, peron saat itu sedang penuh oleh orang-orang yang menunggu kereta lain. "Api menyelimuti mereka dan mereka berlari dalam keadaan terbakar hingga jatuh beberapa meter dari tempat kejadian," ujarnya.

"Suasana di tempat kejadian sangat mengerikan."

Sejumlah saksi mengatakan mereka melihat api menjilat dari mesin kereta sebelum tabrakan dan menyebabkan ledakan serta kebakaran di dalam stasiun.

Perdana Menteri Mostaa Madbouly mengumumkan dari stasiun bahwa kecelakaan tersebut akan diselidiki dan mereka yang terlibat di dalamnya akan diperhitungkan. Mesir memiliki jaringan kereta api terbesar dan tertua di kawasan tersebut dan kecelakaan dengan korban kerap terjadi. Warga Mesir sering mengeluh pemerintah berturut-turut telah gagal menerapkan standar keamanan dasar di perkeretaapian.

Seorang pelajar, Ali Ramadan mengatakan, dia mengalami luka bakar dan cedera di kaki saat berlari di bangku-bangku beton di peron yang padat.

"Saya tidak tahu kapan kecelakaan kereta seperti ini akan berakhir...mereka mengatakan kepada kami mendapat lokomotif dan kereta baru bernilai jutaan dolar, dan rakyat masih saja meninggal akibat kecelakaan kereta."

Kantor Kementerian Perhubungan menghentikan sementara kedatangan dan keberangkatan kereta-kereta di stasiun tersebut

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement