REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggawa Garuda Muda kembali mencetak sejarah. Untuk pertama kalinya, timnas U-22 meraih gelar juara di tengah kisruh federasi. Lawan yang ditumbangkan juga tim juara bertahan, Thailand yang dominan sejak awal kompetisi.
Anak asuh pelatih Indra Sjafri itu sempat terseok-seok di awal turnamen karena hanya memperoleh hasil imbang di dua laga awal. Alhasil, Indonesia harus melenggang ke semifinal Piala AFF U-22 dengan status runner-up grup.
Namun, Indra Sjafri tetap menunjukkan tangan dinginnya menahkodai anak-anak muda. Berbekal pengalamannya membawa timnas U-19 menjuarai kompetisi serupa beberapa tahun lalu, pelatih asal Sumatra Barat itu membawa timnas kembali ditakuti.
Ingatan masyarakat diajak kembali ke medio 2013, timnas U-19 juga menorehkan hasil gemilang di bawah kendali Indra Sjafri. Selain Piala AFF, timnas U-19 saat itu juga menjuarai kompetisi lain di berbagai negara.
Media massa berlomba-lomba memberitakan pencapaian gemilang tersebut. Nama-nama seperti Evan Dimas Darmono, Hansamu Yama, dan Maldini Pali, tiba-tiba menjadi akrab di telinga penikmat sepak bola.
Perlahan-lahan, waktu akhirnya menggerogoti nama-nama pemain yang sempat menghiasi layar kaya dan lembaran pemberitaan. Habis juara habis pula suara.
Meski demikian, Evan Dimas dan Hansamu Yama masih terlihat batang hidungnya pada Asian Games 2018 lalu. Evan dan rekan-rekan terhenti di tangan Uni Emirat Arab di perdelapan final lewat adu penalti.
Pencapaian itu dinilai bukan merupakan ekspektasi masyarakat mengingat skuat Asian Games bukan tim yang dibentuk dalam hitungan hari, melainkan diisi pemain yang sebelumnya sudah meraih prestasi di sana-sini. Akhirnya, penikmat sepak bola Tanah Air harus kembali menghela nafas ketika tim kesayangannya belum juga mengangkat piala.
Terlebih lagi, sang federasi sepak bola dalam negeri, PSSI, sedang berada di titik nadir tatkala para petingginya satu per satu dipreteli aparat atas dugaan pengaturan skor dan kasus lainnya.
Sepak bola Indonesia 'dipaksa' berbenah karena keadaan. Di awal tahun 2019, timnas Indonesia dihadapkan dengan kompetisi yang dianggap penting sebagai pembuktian bahwa timnas sepak bola masih ada.
Indra Sjafri kembali dipilih menjadi pelatih anak muda bangsa. Ia mengatakan, di tahun 2019 dirinya dan tim menghadapi tiga kompetisi sekaligus. "Yang pertama Piala AFF, yang kedua kualifikasi Piala AFC (Asia), dan yang ketiga medali emas SEA Games," ujar Indra.
Dengan persiapan satu bulan lebih, Piala AFF U-22 berhasil berpindah tangan dari tim lawan. Media massa kembali menjadikan torehan Bagas Adi Nugroho dan kawan-kawan sebagai isu utama. Namun, Indra kembali mengingatkan satu hal: Piala AFF U-22 bukan target utama.
Indra menegaskan, hanya akan meliburkan pemainnya selama tiga hari sepulang dari Kamboja. Setelah itu, penggawa timnas U-22 kembali berlatih dan berlatih. Bukan tanpa alasan, pada akhir Maret mendatang timnas U-22 akan kembali berlaga di kualifikasi Piala Asia U-23 menghadapi berbagai negara.