REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) berharap kehadiran gagasan tiga kartu baru dapat memikat hati pemilih milenial. Direktur Penggalangan Pemilih Muda TKN Bahlil Lahadalia mengatakan, salah satu pertarungan dalam Pilpres 2019 kali ini adalah berebut suara milenial.
"Memang ranah pertarungan kita itu ada pada anak-anak muda yang rata-rata baru selesai kuliah, atau tamat D1 D2," kata Bahlil Lahadalia di Jakarta, Kamis (28/2).
Calon presiden Joko Widodo diketahui akan memberlakukan tiga kartu baru jika terpilih kembali sebagai kepala negara periode 2019-2024. Ketiga kartu itu diantaranya Kartu Sembako, Kartu Indonesia Pintar (KIP) kuliah dan Kartu Prakerja.
Bahlil mengatakan, kehadiran KIP kuliah dan Kartu Prakerja diluncurkan guna memastikan anak-anak Indonesia yang baru selesai SMA namun tidak mampu untuk kemudian bisa kuliah. Dia melanjutkan, selesai kuliah, mereka kemudian bisa meneruskan dengan kartu prakerja untuk mendapatkan pelatihan.
"Ini sebagai stimulus, mereka kami yakinkan bahwa memilih Pak jokowi adalah pilihan yang tepat untuk kemudian pada akhirnya kami menargetkan agar pilihan anak-anak muda itu ke pak Jokowi," kata Bahlil.
Sebelumnya, survei yang dilakukan Cyrus Network mendapati dukungan Jokowi-Ma'ruf mayoritas berada di rentang usia 35 tahun ke atas. Sebaliknya, pemilih dengan rentang usia 35 tahun ke bawah cenderung menjatuhkan dukungan mereka ke Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA juga menunjukkan pasangan calon nomor urut 02 mendapat lebih banyak dukungan dari kantong suara pemilih terpelajar atau terdidik dibanding pasangan calon nomor urut 01.
Hasil survei LSI Denny JA mendapatkan jika Prabowo-Sandi mendapat dukungan suara 44,2 persen pemilih terpelajar. Sedangkan Jokowi-Ma'ruf hanya mendapat dukungan sebesar 37,7 persen.
Pengamat politik The Habibie Center Bawono Kumoro mengatakan, tiga program baru yang dicanangkan Jokowi menjadi bukti dirinua fokus pada pengembangan Sumber Daya Manusia. Dia menilai, Jokowi seakan ingin memberikan pesan jika di periode kedua nanti hendak mengalihkan pembangunan infrastruktur kepada pembangunan SDM.
Menurut Bawono, kartu-kartu itu memang sangat dibutuhkan masyarakat. Kendati, dia melanjutkan, pada kenyataannya nanti tetap harus diselaraskan dengan program-program pendahulunya.
Dia mencontohkan kartu sembako murah mesti selaras dengan program bantuan sosial non-tunai yang selama ini sudah dijalankan Kementerian Sosial. Kartu Pra-kerja, dia melanjutkan, juga tetap harus dibarengi program pelatihan kerja melalui balai-balai latihan kerja yang selama ini dilakukan oleh Kementerian Ketenagakerjaan.
"Tidak kalah penting juga memastikan ketersediaan alokasi anggaran di APBN untuk mendukung realisasi penerbitan tiga kartu itu nanti," katanya.
Seperti diketahui, KIP Kuliah merupakan pelengkap dari kartu sakti sebelumnya. KIP dinilai masih belum cukup membantu anak Indonesia untuk meraih pendidikan yang layak, karena hanya sampai jenjang sekolah menengah atas (SMA). Karenanya Jokowi membuat KIP-Kuliah.
Program berikutnya, yakni kartu Pra-Kerja diluncurkan sebagai pelengkap dari gencarnya pembangunan infrastruktur. Menurut Jokowi, penting untuk meningkatkan kualitas dan keterampilan masyarakat untuk mengisi lapangan kerja yang semakin luas. Adapun Kartu Sembako Murah diluncurkan sebagai pelengkap Program keluarga harapan.