Jumat 01 Mar 2019 06:35 WIB

Ekonomi AS 2018 Tumbuh di Bawah Target Trump

Pertumbuhan pada 2018 adalah yang terkuat sejak 2015.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolanda
Presiden AS, Donald Trump.
Foto: AP
Presiden AS, Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ekonomi AS pada 2018 jatuh di bawah pertumbuhan tahunan tiga persen yang ditargetkan pemerintahan Trump. Padahal, pemerintah telah melakukan pemotongan pajak 1,5 triliun dolar AS dan pengeluaran pemerintah intensif.

Para ekonom memprediksi pertumbuhan ekonomi AS akan terus melambat. Kinerja yang lebih baik dari perkiraan pada kuartal keempat mendorong produk domestik bruto naik 2,9 persen untuk tahun ini. Namun, perkiraan ini sedikit di bawah target, menurut data Departemen Perdagangan pada Kamis (28/2)

Baca Juga

Presiden Donald Trump menggembar-gemborkan ekonomi sebagai salah satu pencapaian terbesar dalam masa jabatannya. Pada Juli lalu ia menyatakan bahwa pemerintahannya telah menyelesaikan perputaran ekonomi dengan proporsi bersejarah.

Pada kampanyenya, Trump membual bahwa dia akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi tahunan menjadi empat persen. Ini merupakan tujuan yang selalu dikatakan analis tidak bisa diraih.

"Kita bergerak kembali ke kecepatan pertumbuhan berkelanjutan yang kita alami selama sebagian besar tahun Obama," kata Joel Naroff, kepala ekonom di Naroff Economic Advisors di Holland, Pennsylvania. 

Produk domestik bruto meningkat pada tingkat tahunan 2,6 persen pada kuartal keempat setelah naik 3,4 persen pada periode Juli-September. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan PDB naik pada tingkat 2,3 persen pada kuartal keempat.

Pertumbuhan pada 2018 adalah yang terkuat sejak 2015 dan lebih baik dari 2,2 persen yang dibukukan pada 2017. Ekspansi akan menjadi yang terpanjang pada Juli.

Kinerja kuartal keempat lebih kuat dari perkiraan. Ini mencerminkan belanja konsumen dan bisnis yang solid, meskipun menghadapi banyak hambatan, termasuk volatilitas pasar keuangan dan perang perdagangan Amerika Serikat dengan Cina, meningkatkan optimisme bahwa perlambatan yang diantisipasi tahun ini tidak akan tiba-tiba.

Stimulus fiskal diyakini telah mencapai puncaknya pada kuartal keempat. Data ekonomi Desember seperti penjualan ritel, ekspor, pembangunan kembali rumah dan pengeluaran bisnis untuk peralatan melemah tajam.

Selain itu, sebagian besar langkah-langkah manufaktur melunak pada Januari dan Februari, dan permintaan kendaraan bermotor telah berkurang. Pasar tenaga kerja juga menunjukkan tanda-tanda pendinginan, dengan laporan dari Departemen Tenaga Kerja pada hari Kamis menunjukkan jumlah orang Amerika yang menerima tunjangan pengangguran naik ke level tertinggi 10-bulan dalam pekan yang berakhir 16 Februari.

"Kuartal pertama tidak akan sebagus ini," kata Paul Ashworth, kepala ekonom di Capital Economics di Toronto.

Perlambatan pertumbuhan bersama dengan melemahnya permintaan global dan ketidakpastian atas kepergian Inggris dari Uni Eropa (Brexit), mendukung sikap sabar Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut tahun ini. Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menegaskan kembali posisi bank sentral AS dalam kesaksiannya di hadapan anggota parlemen pada hari Selasa dan Rabu. Inflasi sebagian besar diredam pada kuartal keempat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement