Ahad 03 Mar 2019 19:15 WIB

Pemkab Kerja Sama dengan IPB Atasi Kerusakan Pohon Cengkih

Panyak pohon cengkih di Pekalongan rusak akibat serangan hama.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Gita Amanda
Cengkih
Cengkih

REPUBLIKA.CO.ID, KAJEN -- Bupati Pekalongan Asip Kholbihi menyebutkan, produksi cengkih dari Kabupaten Pekalongan sejak beberapa tahun terakhir mengalami kemerosotan yang cukup drastis. Hal ini terutama disebabkan banyaknya pohon cengkih yang rusak akibat serangan hama.

''Padahal, nilai ekonomi produk pertanian cengkih saat ini sebenarnya cukup menjanjikan,'' jelas Bupati Asip.

Baca Juga

Untuk membantu petani mengatasi hama cengkih tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga menggandeng peneliti dari IPB. Penandatanganan kerja sama upaya pemulihan pohon cengkih ini, tertuang dalam naskah kerja sama yang ditandatangani Bupati Asip Kholbihi dan Rektor IPB Dr Arif Satria, di Balai Desa Paninggaran, Sabtu (2/3).

Bupati Asip menyebutkan, pihaknya merasa perlu menjalin kerja sama dengan IPB, mengingat kerusakan pohon cengkih di sentra penghasil cengkih Kabupaten Pekalongan, sudah demikian masif.

''Melalui kerja sama ini, nantinya akan ada pendampingan dari IPB untuk membantu petani cengkih mengatasi hama tanamannya. Bahkan untuk lebih membantu para petani, juga akan dibangun stasiun lapangan,'' katanya.

Rektor IPB Dr Arif Satria, menyebutkan masalah kerusakan pohon cengkih di Kabupaten Pekalongan harus ditangani secara sistematis. Hal ini mengingat tingkat kerusakannya, sudah cukup masih.

''Kami perkirakan, kerusakan pohon cengkih di Kabupaten Pekalongan sudah mencapai 70 persen dari seluruh populasi yang ada,'' katanya.

Dia menyebutkan, untuk mengatasi serangan hama tessebut, pihaknya akan berupaya membantu petani untuk mencarikan solusinya. ''Nanti akan diteliti secara lebih komprehensif untuk menanganinya,'' ujarnya.

Arif juga menyatakan, menyusul adanya kerjasama tersebut, pihaknya menggagas adanya mobil klinik tanaman yang akan berkeliling di Kabupaten Pekalongan. Keberadaan mobil klinik tanaman dimaksudkan untuk melayani petani. 

''Untuk tenaga penyuluhnya, kami siapkan 120 orang. Dengan adanya mobil klinik petani tidak perlu lagi membawa sampel penyakit tanamannya ke dinas, dan akan dilayani langsung di perkebunan,'' kata Arif.

Salah satu desa di Kabupaten Pekalongan yang sebelumnya dikenal sebagai sentra penghasil cengkih, antara lain Desa Paninggaran Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan. Namun akibat kerusakan tanamannya, hasil panen cengkeh sudah tak bisa mencukupi kebutuhan hidup para petaninya.

Kepala Desa Paninggaran Rusdiyana menuturkan, luasan perkebunan cengkeh di Kecamatan Paninggaran awalnya mencapai sekitar 1.000 hektare. Namun akibat serangan hama, saat ini hanya tinggal 300 hektare kebun cengkih yang masih bisa panen.

''Pohon cengkih menjadi tidak berproduksi maksimal sejak tahun 2008, setelah serangan hama menyerang tanaman cengkih. Berbagai upaya sudah kami lakukan untuk mengatasi hama ini, tapi tidak membuahkan hasil,'' jelasnya.

Dia menyebutkan, harga cengkih saat ini sebenarnya sudah cukup baik. Untuk cengkeh basah, pengepul berani membeli dengan harga Rp 20 ribu per kilogram. Sedangkan untuk cengkih kering, laku dijual hingga Rp 100 ribu per kilogram.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement