Senin 04 Mar 2019 10:25 WIB

ISIS Mati-matian Pertahankan Baghouz

ISIS menggunakan serangan bom mobil, ranjau darat dan mobil.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Gerakan ISIS di Suriah
Foto: Youtube
Gerakan ISIS di Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHOUZ -- Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menggunakan bom mobil untuk melawan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang tengah menyerang wilayah Baghouz, Suriah. Bom mobil dipakai ISIS untuk mencegah kekalahan di wilayah terakhir mereka.

SDF mengatakan, pasukan maju secara bertahap selama 18 jam untuk menghindari ranjau darat yang ditaburkan oleh militan ISIS. Para militan ISIS menggunakan terowongan bawah tanah untuk melakukan penyergapan dan kemudian menghilang bersembunyi.

Baca Juga

Pejuang ISIS yang diyakini sebagian besar berasal dari luar melakukan perlawanan sengit dengan menaburkan beberapa ranjau darat dan bom mobil.

Seorang saksi mata Reuters melihat militan ISIS berada di wilayah tersebut ketika pertempuran senjata berkecamuk. SDF menembakkan mortir dan peluru arteri. Pesawat-pesawat tempur koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) terbang di atas kepala.

Seorang juru bicara koalisi pimpinan AS, Kolonel Sean Ryan mengatakan, langkah maju ISIS telah surut. Militan ISIS menggunakan bom bunuh diri dan bom mobil untuk memperlambat serangan SDF. ISIS pun bersembunyi dari searangan koalisi di daerah Baghouz.

"Mereka masih menahan warga sipil dan mengikat terowongan dengan IED (alat peledak improvisasi)," ujar Kolonel Ryan.

SDF menggambarkan militan ISIS kali ini sebagai militan yang paling keras. Sebelumnya SDF memprediksi jumlah ratusan militan ISIS berada di wilayah Baghouz. Namun, Ryan mengatakan, persembunyian ISIS di bawah tanah membuat pasukan sulit menentukan angka pasti jumlah militan.

SDF mengatakan, beberapa bom mobil ISIS telah dihancurkan oleh serangan udara koalisi dalam dua hari terakhir. Para militan ISIS menembaki pasukan yang mendekat.

Anggota SDF dari YPG Kurdi, Sinjar Shammar mengalami luka ketika tertabrak kendaraan lapis baja saat terjadi baku tembak.

"Teman saya dibawa ke rumah sakit. Kakinya hilang. Tapi kita sudah di garis depan, saya akan kembali. InsyaAllah kita akan menang," ujar Shammar (22 tahun) dengan balutan perban di lengannya.

ISIS mendeklarasikan Kekhalifahan versi mereka di wilayah yang telah direbut di Suriah dan negara tetangga Irak. ISIS menarik ribuan warga asing untuk hidup di bawah kekuasaan dan mempertahankan wilayah.

Ketika wilayah ISIS menyusut, ribuan militan, pengikut, dan warga sipil mundur ke Baghouz, sebuah wilayah kecil dan tanah pertanian di sepanjang Sungai Eufrat.

Komandan SDF mengatakan, bahwa banyak dari mereka yang meninggalkan kantong persembunyian berlindung di bawah tanah di dalam gua dan terowongan.

Panglima SDF mengatakan bahwa pasukannya akan mengumumkan kemenangan dalam waktu seminggu. Pernyataan itu berbedan dengan Presiden AS Donald Trump, yang mengatakan SDF telah merebut kembali 100 persen wilayah yang pernah dipegang ISIS.

Washington memiliki sekitar 2.000 tentara di Suriah, terutama untuk mendukung SDF melawan ISIS. Trump mengumumkan pada Desember 2018 bahwa ia akan menarik semua pasukan dari sana. Meski Gedung Putih mengatakan, sekitar 400 tentara akan tinggal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement