REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia International Book Fair (IIBF) atau dikenal juga sebagai Pameran Buku Internasional Indonesia akan diselenggarakan pada 4-8 September 2019 mendatang. Panitia menargetkan akan bekerja sama dengan penerbit dari Indonesia dan luar negeri.
Pada peluncurannya, sebanyak kurang lebih 70 penerbit dari Indonesia menjadi tamu undangan. Namun, Ketua Panitia IIBF Djadja Subagja mengatakan akan menambah jumlah tersebut sehingga lebih banyak penerbit lokal yang ikut berpartisipasi.
Sementara itu, Djadja juga menargetkan sebanyak 25 negara asing ikut berpartisipasi. "Target 25 negara asing. Mudah-mudahan lebih dari satu penerbit, sehingga mereka datang ke sini bisa interaksi dengan kita semua," kata Djadja dalam peluncuran IIBF, di Gramedia Matraman, Jakarta, Rabu (6/3).
Mengundang penerbit dari luar negeri, kata Djadja, juga bisa membantu para penerbit lokal yang tidak memiliki dana untuk bekerja sama dengan mereka. Diharapkan, di dalam kegiatan ini para penerbit dalam negeri bisa berinteraksi dengan penerbit luar negeri dan mengembangkan diri.
Selain penerbit dari dalam dan luar negeri, di dalam IIBF juga akan ada stand-stand dari Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dari daerah-daerah. "Biasanya kami sediakan untuk IKAPI daerah lima sampai sepuluh stand itu menbawa buku-buku dari daerah," kata dia menambahkan.
Selain pameran buku, di dalam IIBF juga akan ada sejumlah rangkaian acara seperti IKAPI Award, talkshow, meet and greet, lomba tari daerah, wisata literasi, dan kompetisi antarsekolah. Djadja juga menambahkan, ia menargetkan 2.000 siswa-siswi dari Indonesia didatangkan untuk mengikuti wisata literasi.
Di dalam IIBF juga akan ada Zona Kalap. Zona tersebut adalah tempat buku-buku diskon besar-besaran dari berbagai penerbit yang ikut berpartisipasi di dalam IIBF. Para pengunjung bisa membeli buku dengan diskon besar.
Sementara itu, Ketua Umum IKAPI, Rosidayati Rozalina mengatakan ini adalah saatnya Indonesia yang menyelenggarakan pameran buku dunia. Sebab selama ini Indonesia lebih sering menjadi tamu di negara lain.
"Indonesia nggak mau kalah. Jangan hanya jadi tamu yang mempesona di negara lain tapi juga memiliki acara sendiri," kata dia.