REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dua ribu alumni SMA dan perguruan tinggi se-Bandung Raya akan mendeklarasikan dukungan untuk pasangan Joko Widodo-Maruf Amin dalam Pemilu Presiden 2019. Deklarasi yang bertemakan 'Kebangkitan Kaum Intelektual, Dukung Indonesia Maju' akan diselenggarakan di Monumen Perjuangan, Bandung, Ahad (10/3).
Menurut salah seorang panitia acara, Febrianto, Presiden Joko Widodo direncanakan hadir untuk menerima langsung dukungan tersebut. "Hingga saat ini, Pak Jokowi confirm hadir," katanya di Bandung, Rabu (6/3).
Acara ini akan dihadiri komunitas alumni perguruan tinggi di Bandung seperti ITB, Unpad, UIN, Unpar, dan Unpas. Selain itu, komunitas alumni SMA se-Bandung Raya pun akan turut serta untuk menyampaikan dukungan kepada pasangan nomor 01 tersebut.
Febrianto memprediksi, total jumlah alumni yang akan hadir dalam acara ini sekitar 20 ribu peserta. Selain untuk komunitas tersebut, ia pun mempersilakan masyarakat umum untuk menghadiri acara yang akan dimulai pukul 10.00 ini.
"Informasi ini juga sekaligus sebagai undangan untuk masyarakat lainnya," kata alumni Universitas Padjajaran ini.
Menurut salah seorang alumni Institut Teknologi Bandung, Rudy Farid Sagil, acara ini akan menyajikan hiburan seperti musik dan tarian tradisional. Selain itu, sejumlah musisi nasional seperti Bimbo, Elfa's'Singer, dan Purwacaraka, juga akan hadir.
"Nanti (pengiring) musiknya dari Purwacaraka, penyanyi Bimbo, Elfa's Singer, Giring, dan artis ibukoya lainnya," katanya.
Selain untuk memberikan dukungan kepada Joko Widodo-Maruf Amin, kata dia, acara ini digelar atas kegelisahannya terhadap situasi politik saat ini. Karena, Pemilu Presiden 2019 yang hanya diikuti dua pasang calon ini menjadikan masyarakat mudah terbelah.
"Terus terang, baik di medsos, media mainstream, masyarakat lagi tensi tinggi. Kadang-kadang serumah sampai ribut, pertemanan bisa bubar. Kenapa harus begini," katanya.
Karena itu, kata dia, melalui acara ini pihaknya ingin menciptakan situasi yang nyaman, aman, dan santai meski terlibat aktif dalam pesta demokrasi tersebut. "Acara ini gerakan edukasi, hayu (ayo) meski kita berbeda, tapi tetap bersatu. Makanya ada hiburan, acara kreatif, laiinnya untuk pendewasaaan. Meski pilpres, kita santai saja," paparnya. N Arie Lukihardianti