REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Sejumlah perempuan memukul-mukul panci dan kuali dengan kuat sebagai protes saat berkumpul di Madrid, Jumat pagi (8/3), untuk menandai peringatan hari perempuan internasional.
Sebagian perempuan yang mengenakan busana warna ungu dan menenteng tas ungu dan membawa spanduk yang bertuliskan "saudariku, aku percaya padamu" telah berkumpul pada tengah malam di alun-alun Puerta del Sol di jantung Ibu Kota Spanyol, Madrid, dalam salah satu protes di Eropa untuk memperingati hari tersebut dan menyerukan kesetaraan gender yang lebih luas. Ungu dalam beberapa tahun ini telah menjadi warna yang melambangkan protes mengenai hak-hak perempuan.
"Sangat penting untuk menunjukkan dan lebih-lebih pada hari seperti hari perempuan karena masih ada perbedaan dan masalah di masyarakat yang dihadapi para perempuan yang harus diatasi. Kami berada di dalam masyarakat patriakal," kata Abril Vilatrollol (21), mahasiswi perfilman yang ikut unjuk rasa di alun-alun tersebut.
Unjuk rasa yang lebih besar diperkirakan berlangsung di Spanyol pada Jumat, saat terjadi pemogokan umum, karena masalah kesetaraan gender, menjadi isu yang memecah belah menjelang pemilihan anggota aparlemen pada 28 April.
Partai baru Kanan-jauh Vox, yang menurut jajak pendapat akan menang untuk pertama kali dalam perolehan kursi-kursi dalam pemilihan anggota parlemen, telah menyerukan penghapusan hukum kekerasan gender, sebagai salah satu usul khas mereka. Partai Konservatif Partido Popular tidak berencana ikut dalam demonstrasi besar 8 Maret, dengan alasan acara tersebut telah dipolitisasi oleh kelompok kiri.
Pada sisi lain, partai Sosialis Perdana Menteri Pedro Sanchez menempatkan kesetaraan gender sebagai prioritas utama dalam pemerintahannya selama sembilan bulan dan berkampanye untuk pemilihan kembali.