REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, dunia akan menghadapi ancaman pandemi influenza dan perlu bersiap untuk menghadapi potensi risiko yang lebih besar. Adapun WHO telah menjabarkan rencana global untuk memerangi virus dan mengatasi potensi wabah penyakit global, termasuk pandemi influenza.
"Ancaman pandemi influenza selalu ada, kita harus waspada dan siap, bahwa biaya wabah influenza akan jauh lebih besar daripada harga penegahannya," ujar Direktur Jenderal WHO, Adhanom Ghebreyesu, Selasa (12/3).
Pandemik flu terakhir di dunia disebabkan oleh virus H1N1, yang menyebar ke seluruh dunia pada 2009 dan 2010. Studi pandemi tersebut menemukan bahwa setidaknya satu dari lima orang di seluruh dunia terinfeksi pada tahun pertama, dan tingkat kematiannya 0,02 persen.
Ahli kesehatan global dan WHO memperingatkan, ada risiko bahwa virus flu yang lebih mematikan suatu hari akan berpindah dari hewan ke manusia, bermutasi dan menginfeksi ratusan ribu orang. Virus flu terus berlipat ganda dan berubah. Mereka menginfeksi sekitar satu miliar orang setiap tahun di seluruh dunia dalam wabah musiman. Dari infeksi tersebut, sekitar 3 juta hingga 5 juta adalah kasus parah, yang menyebabkan antara 290 ribu dan 650 ribu kematian. Hal ini akibat gangguan pernafasan terkait flu musiman.
Vaksin dapat membantu mencegah beberapa kasus penyebaran virus global. WHO merekomendasikan vaksinasi tahunan. Vaksin terutama untuk orang yang bekerja dalam perawatan kesehatan dan orang yang rentan seperti orang tua, orang yang sangat muda, dan orang dengan penyakit bawaan.
Upaya paling komprehensif yang dilakukan oleh WHO di antaranya mencakup langkah-langkah melindungi populasi dari wabah flu musiman tahunan. WHO meminta pemerintah di seluruh dunia untuk meningkatkan kapasitas pengawasan, dan mengembangkan rencana pencegahan flu nasional. Hal itu antara lain dengan mengembangkan alat yang lebih baik untuk mencegah, mendeteksi, dan mengobati flu seperti vaksi yang lebih efektif serta obat antivirus.