REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Utsman bin Affan merupakan salah seorang sahabat yang paling utama di sekitar Nabi Muhammad SAW. Julukannya adalah Dzun Nurain, 'pemilik dua cahaya.' Sebab, dia telah menikahi dua orang putri Rasulullah SAW, yakni Ruqayyah dan Ummu Kultsum.
Selain termasuk keluarga besar Nabi SAW, reputasinya juga terangkat berkat bisnisnya. Memang, sejak belum mengenal Islam, Utsman sudah berkecimpung di dunia perdagangan lintas negeri.
Peristiwa berikut menandakan betapa mulia akhlaknya sebagai seorang Muslim. Suatu hari, seisi pasar di Madinah heboh lantaran berita, akan tibanya kafilah dagang besar yang membawa bahan makanan dari Syam (Suriah).
Tentunya, para broker di Madinah tak akan menyiakan kesempatan ini. Masing-masing mereka berupaya mencegat dan merayu sang pemilik kafilah tersebut untuk menjual barang dagangannya kepada mereka. Sosok yang dimaksud adalah Utsman bin Affan.
Seorang broker yang datang lebih awal berkata, ''Saya siap membeli barang dagangan Anda dengan harga dua kali lipat.''
Namun, Utsman dengan sopan menolaknya, ''Ada penawaran yang lebih tinggi daripada itu.''
Maka broker kedua pun maju ke hadapannya, seraya meningkatkan harga tawaran. Orang ini menegaskan, siap membeli barang-barang bawaan kafilah Utsman itu empat kali lipat.
Lagi-lagi, Usman dengan tegas mengatakan, ''Ada penawaran yang lebih tinggi daripada itu.''
Penolakan halus itu terus terjadi. Sampai kepada pembeli yang berani menawarkan harga paling tinggi, yakni 10 kali lipat. Toh Utsman tidak bergeming.
Maka para broker pun mengeluh, ''Siapa lagi yang berani membeli lebih tinggi dari tawaran yang kami sampaikan. Tak ada penjual lagi di kota Madinah.''
Utsman bin Affan memahami keheranan mereka. Namun, dia memiliki sifat pemalu yang sangat tinggi, sehingga enggan mengungkapkan alasannya--atau siapa sang penawar paling tinggi, yang melampaui para broker se-Madinah.
Setelah berkali-kali ditanya, barulah Utsman menerangkan. Seluruh barang yang dibawa kafilahnya itu ternyata untuk didermakan di jalan Allah, alih-alih dijual ke seseorang.
''Allah SWT memberikan tawaran 700 kali lipat,'' ujar dia. Sesampainya kepada Rasulullah SAW, maka dia pun memberitahukan keadaaannya. Seluruh barang dan bahan makanan yang dibawa kafilahnya itu lantas dibagi-bagikan kepada masyarakat Madinah yang memerlukan.
Usman bin Affan memberikan contoh yang sangat nyata, bagaimana seharusnya seorang pengusaha berbuat ketika banyak orang-orang papa sedang membutuhkan.
Dengan ikhlas, dia menderma, alih-alih menjualnya atau menimbunnya. Dia sedikit pun tak terpengaruh dengan tawaran yang tinggi dari para broker. Sebab, keyakinannya begitu kuat akan janji Allah yang akan melipatgandakan pahala sedekah yang diberikannya sebanyak 700 kali lipat.
Ingat lagi Alquran surah Al-Baqarah ayat 267. Artinya, "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji."