Rabu 13 Mar 2019 08:18 WIB

Strategi Umat Islam di Perang Badar

Sebelum Perang Badar, Rasulullah SAW mengirimkan sejumlah tilik sandi (intelijen)

Lokasi Perang Badar (ilustrasi)
Foto: wikipedia
Lokasi Perang Badar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebelum Perang Badar, Rasulullah SAW mengirimkan sejumlah tilik sandi (intelijen) untuk mewaspadai gerakan kaum kafir Quraisy, karena terus menerus mengganggu kaum Muslimin.

Rasul menunjuk pamannya, Hamzah bin Abdul Muthalib, pada 1 Ramadhan 1 H

Baca Juga

untuk menghadang pasukan kafir Quraisy yang kembali dari Syam (Suriah) dengan

pasukan sebanyak 300 orang. l Sebulan kemudian, tepatnya 1 Syawal 1 H, Rasul menunjuk Ubaidah bin al- Harits untuk menghadang kafilah dagang

Quraisy dengan jumlah pasukan 60 orang.

Pada 1 Dzulqa’dah 1 H, Rasul mengirim pasukan sebanyak 20 orang yang dipimpin Sa’ad bin Abi Waqqash untuk melakukan hal yang sama.

Bulan Safar 2 H, Rasul mengangkat Sa’ad bin Ubadah sebagai pejabat sementara

di Madinah untuk menggantikan posisi Rasul di Madinah. Rasul membawa 70 kaum muslimin untuk mengintai kaum Quraisy.

Bulan Rabiul Awal 2 H, Rasul membawa 200 orang untuk menghadang kabilah

dagang Quraisy yang dipimpin Umayyah bin Khalaf dan mengejar pasukan Quraisy

karena merampok hewan ternak milik umat Islam. Rasul menunjuk Zaid bin Haritsah sebagai pengganti posisi beliau di Madinah.

Bulan Rabiul Akhir 2 H, Rasul membawa sejumlah pasukan untuk menghadang

kafir Quraisy yang hendak pergi ke Syam. Urusan di Madinah diserahkan pada Abu

Salamah al-Makhzuny.

Bulan Rajab 2 H, Rasul mengirim pasukan ke Nakhlah yang dipimpin oleh Abdullah bin Jahsyi untuk mengintai pasukan Quraisy.

17 Ramadhan 2 H, terjadilah Perang Badar.

sumber : Islam Digest Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement