REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) tengah berfokus untuk mengintegrasikan antarmoda di 13 stasiun MRT Jakarta fase I rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI). Kepala BPTJ Bambang Prihantono mengatakan, proses integrasi itu sudah mencapai 70-80 persen.
"MRT sudah 99 persen sudah siap beroperasi. Integrasinya sama integrasinya kira-kira 70-80 persen lah. Kita siapkan terus, kita sempurnakan terus," kata Bambang.
Ia menjelaskan, integrasi antarmoda dibutuhkan untuk meningkatkan jumlah penumpang atau ridership. Termasuk pula menyediakan fasilitas parkir agar warga mudah memarkirkan kendaraan pribadinya dan beralih ke kendaraan umum.
Bambang menambahkan, pihaknya tengah mempersiapkan tempat berhentinya ataupun parkir bus Transjakarta, angkutan kota (angkot), serta bus antarkota di beberapa stasiun MRT. Sehingga lalu lintas di sekitar stasiun berjalan lancar.
"Kami lagi mempersiapkan ini misalnya Lebak Bulus nanti kalau ada Transjakarta parkirnya di mana, kemudian angkotnya di mana, kemudian nanti setelah itu kalau ada bus antarkota itu parkirnya di mana," jelas dia.
Selain itu, BPTJ sedang mengupayakan juga integrasi sistem pembayaran antarmoda. Hal itu menurut Bambang untuk memudahkan masyarakat sebagai pengguna berpindah transportasi umum.
Sementara, Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta Muhamad Kamaluddin mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan sistem pembayaran tiket. Kendati tak bisa diuji coba kepada masyarakat, mesin tiket sudah diuji coba dengan Bank Indonesia.
Nantinya, pada saat MRT Jakarta beroperasi secara resmi, pembayaran dapat dilakukan dengan kartu pembayaran elektronik yang dikeluarkan lima bank terlebih dahulu selain kartu khusus MRT. Di antaranya BNI, BRI, Mandiri, Bank DKI, dan BCA. Bank lainnya akan menyusul selanjutnya.
"Untuk sistem ticketing kan belum dijalankan (uji coba publik) jadi untuk operasi (resmi) MRT akan dijalankan," kata Kamaluddin.