Kamis 14 Mar 2019 10:28 WIB

Keutamaan Menjaga Persaudaraan dan Setia Kawan

Islam menekankan pentingnya saling berbagi dan peduli.

Umat Islam melaksanakan shalat (ilustrasi).
Foto: Antara/Retno Esnir
Umat Islam melaksanakan shalat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada banyak firman Allah Ta'ala di dalam Alquran yang menunjukkan keutamaan menjaga persaudaraan di antara sesama orang beriman. Demikian pula, Rasulullah Muhammad SAW sendiri juga telah mencontohkan pentingnya membangun kesadaran ukhuwah, jangan hidup dalam individualisme ekstrem.

Beliau pernah bersabda, "Manusia yang terbaik adalah yang paling berguna bagi masyarakat." Selain itu, Nabi SAW juga berpesan, "Pada Hari Kiamat, manusia yang menduduki tempat tertinggi di sisi Allah adalah orang yang paling banyak memajukan kesejahteraan umat."

Baca Juga

Kesetiakawanan sosial tentu saja menyangkut perhatian kita terhadap nasib orang-orang yang tidak berpunya. Islam menekankan pentingnya berbagi. Ketidakpedulian kaum kaya terhadap kaum dhuafa berpotensi mendatangkan bahaya besar, tidak hanya untuk satu kelompok, tetapi juga seluruh masyarakat.

Karena itu, lebih dari 14 abad silam, Islam telah mengantisipasi bahaya ini dan memerintahkan kepada kaum kaya untuk memberikan sebagian dari harta kekayaan mereka kepada kaum miskin. Di samping zakat setiap tahun, mereka juga dianjurkan untuk berderma, sehingga meringankan beban kehidupan orang-orang miskin.

Allah SWT dalam firmannya memperingatkan akan hal itu. Lihat surah al-Baqarah ayat ke-177, yang artinya, "Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (memerlukan pertolongan) dan orang yang meminta-minta."

Kita pun sering mendengar ungkapan yang menyatakan maraknya aksi-aksi yang dapat mengancam stabilitas, salah satu penyebabnya karena kurangnya kesetiakawanan dan kepedulian sosial. Masih banyak orang kaya yang tidak mau membagikan sebagian dari keuntungannya kepada orang-orang yang lemah, padahal bisa jadi masyarakat dari lapis ekonomi kelas bawah itu yang telah menopang mereka sehingga menjadi kaya raya.

Nabi SAW sudah mewanti-wanti pentingnya sikap saling peduli di antara sesama Muslim. "Barangsiapa yang bangun tidur di pagi hari tanpa memikirkan masalah-masalah kaum Muslimin, dia bukan termasuk golonganku (kaum muslim)."

sumber : Islam Digest Republika/Hikmah
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement