REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 922 Masehi, Kerajaan Bulgaria di Volga, di bawah pemerintahan Almysh telah mengadopsi Islam sebagai agama resmi. Hal ini menjadikan Bulgaria Volga menjadi negara Muslim pertama di kawasan Eropa Timur.
Sementara itu, Kristen Ortodoks baru secara resmi dianut oleh orang Rusia pada tahun 988 Masehi. Hal itu terjadi ketika Pangeran Vladimir dari Kiev melakukan pembaptisan massal dan menjadikan Kristen Timur tersebut sebagai agama resmi.
Walaupun perjalanan sejarah selanjutnya menunjukkan kedekat annya dengan Peradaban Barat, ni lainilai Timur yang sudah telanjur terjalin merupakan sebuah realitas yang tak terhapuskan. Ini yang pada gilirannya menempatkan Rusia pada posisi khusus yang menghubungkannya antara peradaban Timur dan Barat.
Sejak diberlakukannya undangundang tentang Kebebasan Berkeyakinan tahun 1990 (masih pada era Uni Soviet), aktivitas keagamaan di Rusia pun mengalami peningkatan dramatis. Agama yang sebelumnya dipersepsi sebagai unsur destruktif bagi bangunan sosialis-komunis, justru digandrungi masyarakat, khususnya kaum muda.
Saat ini setidaknya 60 dari 100 orang yang mengaku beragama adalah mereka yang berusia produktif. Sebanyak 10 hingga 15 orang di antaranya adalah beragama Islam. Menurut Dosen Program Studi Rusia di Universitas Indonesia (UI), Ahmad Fahrurodji, kaum Muslim Rusia kini telah mengambil langkah penting untuk menyiapkan kader-kader mubalighnya.
Mereka membuat program kerja sama pendidikan dengan negaranegara Muslim, seperti Mesir, Arab Saudi, Turki, Qatar, dan Syria. Langkah konkretnya berupa pengiriman para guru agama untuk memperdalam Islam di negara-negara tersebut. Belum lama ini pemerintah Rusia juga memfasilitasi berdirinya Universitas Islam pertama di negeri itu.
"Dari sekitar 100 etnis yang ada di wilayah Rusia, ada sekitar 40 etnis yang secara tradisional me nganut islam sebagai agama me reka," ungkap Fahruroji.