Selasa 19 Mar 2019 15:45 WIB

Muslim Rusia Siapkan Kader-Kader Mubaligh

Mereka membuat program kerja sama pendidikan dengan negara-negara Muslim

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Ribuan umat muslim di Rusia melaksanakan Shalat Idul Adha 1436 H di Masjid Agung Moskow atau Moskovskiy Soborniy Mecet, Kamis (24/9).REUTERS/Maxim Shemetov
Foto: REUTERS/Maxim Shemetov
Ribuan umat muslim di Rusia melaksanakan Shalat Idul Adha 1436 H di Masjid Agung Moskow atau Moskovskiy Soborniy Mecet, Kamis (24/9).REUTERS/Maxim Shemetov

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 922 Masehi, Kerajaan Bulgaria di Volga, di bawah pemerintahan Almysh telah mengadopsi Islam sebagai agama resmi. Hal ini menjadikan Bulgaria Volga menjadi negara Muslim pertama di kawasan Eropa Timur.

Sementara itu, Kristen Ortodoks baru secara resmi dianut oleh orang Rusia pada tahun 988 Masehi. Hal itu terjadi ketika Pangeran Vladimir dari Kiev melakukan pembaptisan massal dan menjadikan Kristen Timur tersebut sebagai agama resmi.

Baca Juga

Walaupun perjalanan sejarah selanjutnya menunjukkan kedekat annya dengan Peradaban Barat, ni lainilai Timur yang sudah telanjur terjalin merupakan sebuah realitas yang tak terhapuskan. Ini yang pada gilirannya menempatkan Rusia pada posisi khusus yang menghubungkannya antara peradaban Timur dan Barat.

Sejak diberlakukannya undangundang tentang Kebebasan Berkeyakinan tahun 1990 (masih pada era Uni Soviet), aktivitas keagamaan di Rusia pun mengalami peningkatan dramatis. Agama yang sebelumnya dipersepsi sebagai unsur destruktif bagi bangunan sosialis-komunis, justru digandrungi masyarakat, khususnya kaum muda.

Saat ini setidaknya 60 dari 100 orang yang mengaku beragama adalah mereka yang berusia produktif. Sebanyak 10 hingga 15 orang di antaranya adalah beragama Islam. Menurut  Dosen Program Studi Rusia di Universitas Indonesia (UI), Ahmad Fahrurodji, kaum Muslim Rusia kini telah mengambil langkah penting untuk menyiapkan kader-kader mubalighnya.

Mereka membuat program kerja sama pendidikan dengan negaranegara Muslim, seperti Mesir, Arab Saudi, Turki, Qatar, dan Syria. Langkah konkretnya berupa pengiriman para guru agama untuk memperdalam Islam di negara-negara tersebut. Belum lama ini pemerintah Rusia juga memfasilitasi berdirinya Universitas Islam pertama di negeri itu.

"Dari sekitar 100 etnis yang ada di wilayah Rusia, ada sekitar 40 etnis yang secara tradisional me nganut islam sebagai agama me reka," ungkap Fahruroji. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement