REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengundang pemerhati atau pemantau pemilu dari dalam dan luar negeri. Setidaknya ada 120 delegasi yang diundang untuk mengikuti kegiatan yang disebut sebagai election visit program itu.
"Untuk Pemilu 2019 kita mengadakan apa yang disebut dengan election visit program dan ini bukan kegiatan yang pertama, sejak saya di KPU kegiatan itu selalu ada," ujar Ketua KPU, Arief Budiman, di KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/3).
Kegiatan tersebut, kata Arief, berupa mengundang pemerhati pemilu untuk melihat proses pemilu di Indonesia. KPU mengundang bukan hanya untuk pemilu nasional, tetapi juga pemilu lokal, yakni pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
"Itu kami juga mengundang para pihak dari dalam maupun dari luar negeri secara demokratis, luber, dan jurdil," terangnya.
Berdasarkan laporan terakhir, kata Arief, kurang lebih akan ada 120 delegasi yang datang untuk menjadi pemerhati pemilu di Indonesia. Jumlah tersebut terdiri dari berbagai macam, yakni penyelenggara pemilu di negara lain, lembaga swadaya masyarakat (LSM) internasional, perwakilan kedutaan besar yang ada di Indonesia, dan pemantau pemilu domestik.
"Kemudian ada pemantau pemilu domestik, ada yang biasa terlibat dalam kepemiluan kita ada Perludem, KIPP, JPPR, dan lain-lain itu. Jadi banyak, sampai sekarang yang sudah terdaftar sekitar 120-an," terang Arief.
Menurutnya, mereka akan ditempatkan di tempat pemungutan suara (TPS) yang ada di wilayah Jakarta dengan rencana distribusi 20 delegasi per TPS. Arief menjelaskan, pihaknya tidak memiliki energi serta personel lebih untuk menempatkan mereka di luar Jakarta mengingat pelaksanaan pemilu yang akan menyibukkan KPU.
"KPU tidak punya energi personel untuk mengatur itu karena hari pemungutan suara kan pasti hari yang sangat sibuk pagi KPU. Jadi silakan lihat di TPS di sekitar wilayah Jakarta," terangnya.
Arief menerangkan, program yang pihaknya buat itu terdiri dari beberapa kegiatan. Selain melakukan pemantauan pemilu, para delegasi juga akan mengikuti seminar internasional yang isinya berbagi tentang pemilu di negara masing-masing.
"(Observing) akan memantau di beberapa TPS. Kemudian yang ketiga sharing hasil pemantauan. Bagaimana menurut Anda pemilu di Indonesia dibandingkan pemilu di tempat Anda," tuturnya.