Kamis 28 Mar 2019 13:09 WIB

Wali Kota Klaim Rekonstruksi di Mataram Lebih Cepat

Bantuan dari pemerintah pusat yang sudah masuk ke Kota Mataram mencapai Rp 300 miliar

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang perempuan berjalan dekat bangunan Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) untuk korban gempa di Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Selasa (29/1/2019).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Seorang perempuan berjalan dekat bangunan Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) untuk korban gempa di Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Selasa (29/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wali Kota Mataram Ahyar Abduh mengatakan proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa di Kota Mataram relatif lebih cepat dibanding kabupaten terdampak lain yang ada di NTB. Kata Ahyar, Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram terus berikhtiar membantu masyarakat membangun kembali rumahnya yang rusak akibat gempa tahun lalu.

Ahyar mengatakan cepatnya proses rehabilitasi dan rekonstruksi di Mataram tak lepas dari dukungan banyak pihak, mulai dari pemerintah pusat hingga masyarakat Mataram itu sendiri. Ahyar menyebutkan, hingga saat ini, bantuan pendanaan dari pemerintah pusat yang sudah masuk ke Kota Mataram mencapai Rp 300 miliar.

Baca Juga

"Warga Mataram yang menjadi korban gempa sangat tabah dan sabar. Selain itu juga memiliki semangat untuk bangkit kembali sehingga kondisi Kota Mataram pascagempa relatif lebih baik serta lebih cepat pulih dibandingkan dengan daerah lain," ujar Ahyar saat menyerahkan bantuan kepada warga terdampak gempa di lingkungan Jangkuk, Kelurahan Sayang-Sayang, Kecamatan Cakranegara, Mataram, NTB, Rabu (27/3) kemarin.

Sejak awal proses pembangunan kembali rumah-rumah rusak berat, kata Ahyar, Pemkot Mataram telah memberikan bantuan berupa semen yang mendapat apresiasi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan kementerian terkait karena dianggap memiliki inisiatif dan komitmen kuat untuk membantu masyarakat menghadapi dampak pascagempa.

Ahyar berharap semangat ini dapat terus terjaga. Kata Ahyar, setelah semua terbangun akan dilakukan pula penataan lingkungan di dua kelurahan yaitu Kelurahan Bertais dan Kelurahan Selagalas dengan dana masing-masing Rp 5 miliar. Ahyar menyampaikan penataan lingkungan dengan dana cukup besar tersebut diharapkan dapat diencanakan dengan baik agar lingkngan bisa tertata dengan baik.

"Pemerintah Kota Mataram dan semua pihak terkait akan terus berupaya memperkuat dan memberi dukungan," kata Ahyar.

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Mataram Kemal Islam mengatakan berdasarkan surat keputusan (SK) wali kota Mataram, rumah rusak berat di Kota mataram akibat gempa berjumlah 2.396 unit. Namun berdasarkan verifikasi dan validasi di lapangan, rumah yang rusak berat berjumlah 1.584 unit.

"Per 15 Maret 2019 telah terbangun 600 unit Risha (rumah instan sederhana sehat) maupun Riko (rumah instan konvensional) di Kota Mataram," ujar Kemal.

Untuk dapat mendorong percepatan pembangunannya, kata Kemal, Pemkot Mataram memberikan bantuan 15 kilogram (kg) cat tembok, cat kayu, dan kloset jongkok untuk setiap rumah yang dibangun kembali dengan Risha dan Riko.

"200 rumah siap dicat. Untuk tahap ini bantuan diserahkan bagi 200 KK," ucap Kemal.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement