Senin 01 Apr 2019 18:53 WIB

Presiden Jokowi Perintahkan Pemulihan Cagar Alam Cycloop

Pemulihan cagar alam Cycloop dilakukan setelah banjir bandang di Jayapura.

Rep: Sapto Andika Candra / Red: Nur Aini
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berbincang dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kedua kanan) dan Kepala BNPB Doni Monardo (kiri) saat mengunjungi area terdampak banjir bandang Sentani di Jayapura, Papua, Senin (1/4/2019).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berbincang dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kedua kanan) dan Kepala BNPB Doni Monardo (kiri) saat mengunjungi area terdampak banjir bandang Sentani di Jayapura, Papua, Senin (1/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyaksikan penandatanganan nota kesepakatan tentang pemulihan Cagar Alam Pegunungan Cycloop, Danau Sentani, dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sentani Tami. Penandatanganan nota kesepakatan tersebut diteken oleh Presiden dan 17 pihak lain di Jayapura, Papua, Senin (1/4).

Kesepakatan untuk memulihkan kawasan alam yang mendukung kawasan hulu DAS Sentani Tami hingga Danau Sentani dilakukan menyusul bencana banjir bandang yang menerjang Kabupaten Jayapura, Sabtu (16/3) lalu hingga menewaskan 105 orang dan 74 orang dilaporkan hilang.

Baca Juga

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, nota kesepakatan tersebut tidak hanya melibatkan pemerintah, universitas dan dunia usaha, tetapi juga lembaga adat dan agama. Sehari sebelumnya (31/3), Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyampaikan dihadapan perwakilan pemuka gereja-gereja di Papua untuk pelibatan dalam memberikan penjelasan kepada para jemaat saat ada kebaktian gereja. 

"Contohnya, dengan upaya untuk menjaga alam supaya tidak menebang pohon di kawasan cagar alam," kata Doni dalam siaran pers BNPB, Senin (1/4). 

Banjir bandang yang menerjang wilayah Sentani pada 16 Maret 2019 lalu mendorong BNPB untuk bekerja sama dengan banyak pihak untuk mencari solusi permanen terhadap potensi bahaya yang juga bersifat permanen.

Ruang lingkup nota kesepakatan yang juga ditandatangani oleh Kepala BNPB Doni Monardo mencakup beberapa hal sebagai berikut:

a. Koordinasi, sinkronisasi program dan pelaksanaan pemulihan kawasan cagar alam Pegunungan Cycloops, Danau Sentani, DAS Sentani Tami;

b. Perencanaan detail tata ruang dan instrumen pengendalian pemanfaatan ruang kawasan Pegunungan Cycloops, Danau Sentani, DAS Sentani Tami yang berwawasan lingkungan dan berbasis pengurangan risiko bencana;

c. Sinkronisasi mitigasi bencana dan literasi kebencanaan untuk masyarakat melalui edukasi, sosialisasi dan simulasi bencana;

d. Konservasi tanah dan air serta pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan;

e. Penataan kawasan dan pemulihan ekosistem cagar alam Pegunungan Cycloop;

f. Pemetaan hak ulayat masyarakat adat yang berwawasan lingkungan dan berbasis mitigasi bencana;

g. Penguatan pembinaan dan pengembangan usaha mikro kecil dan menengah berbasis komunitas dan ekonomi lokal;

h. Pembangunan infrastruktur, investasi dan perijinan sesuai dengan daya dukung dan daya tampung yang berwawasan lingkungan dan berbasis mitigasi bencana;

i. Menyediakan lokasi dan hunian sementara serta hunian tetap bagi masyarakat terdampak bencana, dan rawan bencana;

j. Bidang lain yang disepakati para pihak.

Sutopo menjelaskan, ke-17 pihak yang menandatangani nota tersebut antara lain BNPB, Kementerian Lingkungan Hidup dan Lingkungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Pemerintah Provinsi Papua, Pemerintah Kabupaten dan Kota Jayapura, Pemerintah Kabupaten Keerom, Univeristas Cenderawasih, PT Freeport Indonesia, Dewan Adat Suku Sentani, Lembaga Musyawarah Adat Port Numbay,  Dewan Persekutuan Gereja Papua, Sinode GKI dan Sinode Gidi di tanah Papua.

Acara penandatanganan yang hanya berlangsung sekitar 15 menit itu berlanjut dengan kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke pos penampungan penyintas di GOR Toware, Kampung Kwadeware, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Papua. Rombongan didampingi beberapa menteri untuk meninjau kondisi dan berbincang dengan penyintas.

Banjir bandang Sentani yang dipicu oleh intensitas hujan tinggi ini mengakibatkan 112 warga meninggal dunia dan 17 warga masih dilaporkan hilang. BPBD Provinsi Papua mencatat korban luka berat sejumlah 153 jiwa dan luka ringan 808 jiwa. Sejumlah 4.763 jiwa (963 KK) mengungsi di 21 titik pos penampungan. Sedangkan kerusakan rumah warga, BPBD mencatat 1.788 rumah rusak dengan rincian rusak berat 291 rumah, rusak sedang 209, dan rusak ringan 1.288.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya