Rabu 03 Apr 2019 21:37 WIB

Peringati Isra Miraj, Presiden Ingatkan Jaga Ukhuwah

'Klupa menjaga ukhuwah Islamiyah dan wathoniyah karena urusan politik.'

Rep: Dessy Suciati Saputri / Red: Ratna Puspita
Presiden Joko Widodo (tengah).
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Presiden Joko Widodo (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan masyarakat untuk terus menjaga dan menguatkan ukhuwah Islamiyah dan wathoniyah. Presiden mengatakan masyarakat lupa menjaga ukhuwah Islamiyah dan wathoniyah karena urusan politik.

Ia mengatakan, menjelang penyelenggaraan pemilu 2019 ini, tak sedikit konflik yang timbul di masyarakat karena perbedaan pilihan politik. "Antartetangga enggak saling omong gara-gara pilihan bupati, enggak saling sapa gara-gara pilihan gubernur, di dalam satu majelis taklim ga saling sapa karena pilpres," kata Jokowi saat menghadiri peringatan Isra Mi'raj di GOR Pandawa, Kabupaten Sukoharjo, Rabu (3/4). 

Baca Juga

Jokowi pun menceritakan konflik yang terjadi di Afghanistan akibat pertikaian antarsuku. Konflik tersebut hingga kini pun belum terselesaikan.

Akibatnya, masyarakat terutama perempuan dan anak-anak menderita dan negara mengalami kemunduran zaman. Karena itu, ia meminta masyarakat untuk turut menjaga persatuan dan persaudaraan.

Hal ini sesuai pesan yang disampaikan oleh istri Presiden Afghanistan Ashraf Ghani yakni Rula Ghani kepada dirinya. "Marilah apa yang disampaikan oleh ibu Rula Ghani menjadi evaluasi kita, koreksi kita. Agar kehidupan kita dalam berbangsa bisa lebih baik dari hari ke hari, bisa menjaga ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathoniyah, ukhuwah insaniyah, ukhuwah basyariyah," kata dia. 

Jokowi mengingatkan agar momentum pilihan presiden saat ini tak menyebabkan konflik antarmasyarakat. Sebab, menurutnya, saat ini tak sedikit masyarakat yang berkonflik karena berbeda pilihan. 

"Jangan sampai gara-gara urusan pilihan bupati, pilihan gubernur, pilihan presiden, kita tidak rukun. Rugi besar bangsa ini. Hati-hati. Ini yang ngomong ibu Rula Ghani. Hati-hati negaramu Presiden Jokowi, begitu majemuk, beragam," ucapnya. 

Jokowi menyebut, perbedaan-perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah. Karena itu, berbagai perbedaan yang ada seharusnya tak menjadi masalah.  

"Perbedaan-perbedaan itu jangan menjadikan kita ini tidak menjadi saudara lagi. Ini sudah jadi sunatullah berbeda-beda," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement