REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Bek timnas Inggris Danny Rose merasa tak tahan dengan diskriminasi rasial yang kerap ia temukan di lapangan hijau. Ia bahkan berharap karier sepak bolanya segera berakhir jika rasisme masih ada.
Bek Tottenham Hotspur itu juga merasa menjadi objek diskriminasi saat Inggris menjalani laga kualifikasi Piala Eropa 2020 kontra Montenegro beberapa waktu lalu. Menurutnya, rekan sesama penggawa timnas Inggris, Raheem Sterling dan Callum Hudson-Odoi, juga merasakan hal yang sama.
"Saya sudah lelah (dengan rasisme). Sekarang saya berpikir untuk segera mengakhiri karier sebagai pesepak bola dalam lima atau enam tahun ke depan," ujar pemain berusia 28 tahun itu, Jumat (5/4).
Rose menyayangkan bahwa dalam sepak bola masih disusupi politik sehingga mempengaruhi perilaku penonton yang masih dirasuki isu-isu rasisme. "Tentu sangat sedih melihat itu masih ada. Tapi jika hanya negaranya yang didenda bagaimana para korban dapat tidur dengan tenang?" ucapnya.
Rose membandingkan kasusnya dengan pelatih Tottenham Hotspur, Mauricio Pochettino yang menerima sanksi larangan mendampingi anak asuhnya selama dua pertandingan.
Pelatih asal Argentina itu didakwa federasi sepakbola Inggris karena terbukti memprotes terlalu keras kepada wasit. "Dia dihukum karena keras terhadap wasit. Tapi banyak negara yang hanya mendapat denda ringan ketika ada pelanggaran berat seperti perilaku rasis," jelasnya.