Ahad 07 Apr 2019 07:01 WIB

BPN Jadikan Shalat Berjamaah Momentum Pemersatu Bangsa

Sebelum kampanye akbar dimulai peserta shalat subuh berjamaah hingga keluar GBK.

Umat Islam melaksanakan munajat seusai menunaikan salat subuh berjamaah pada kampanye akbar capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (7/4).
Foto: Antara
Umat Islam melaksanakan munajat seusai menunaikan salat subuh berjamaah pada kampanye akbar capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (7/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kampanye akbar calon presiden dan wakil presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Ahad (7/4) telah diawali shalat subuh berjamaah. Shalat berjamaah dijadikan sebagai momentum pemersatu masyarakat Indonesia.

"Kami mendapatkan jatah tanggal 7 April dan persiapan bisa dimulai dari jam dua belas malam, jadi kami manfaatkan hal itu," kata Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani di acara jumpa pers Forum Sekjen Koalisi Adil Makmur Perjalanan Kampanye dan Persiapan Kampanye Akbar GBK di Prabowo Sandi Media Center, Jakarta, Sabtu (6/4).

Baca Juga

Muzani mengatakan doa bersama bisa menjadi salah satu media pemersatu masyarakat Indonesia. "Doa menjadi energi yang penting demi persatuan Indonesia, energi yang penting demi optimisme kami ke depan," katanya.

Lebih lanjut, Muzani sebagai salah satu anggota tim pemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut dua menyebutkan bahwa acara kampanye tersebut dimulai sebelum shalat shubuh. Alasannya shalat bersama merupakan bagian penting dalam sebuah proses untuk merajut rasa persaudaraan dan kebersamaan sesama umat Islam dan warga Indonesia.

Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga juga menambahkan bahwa mereka meyakini doa menjadi sebuah energi yang kuat dalam mencapai tujuan yaitu Prabowo Subianto menjadi presiden Republik Indonesia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِذْ اَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوٰى وَالرَّكْبُ اَسْفَلَ مِنْكُمْۗ وَلَوْ تَوَاعَدْتُّمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِى الْمِيْعٰدِۙ وَلٰكِنْ لِّيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ەۙ لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
(Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

(QS. Al-Anfal ayat 42)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement