Senin 08 Apr 2019 09:32 WIB

Akses Dayeuhkolot-Banjaran Kembali Terendam Banjir

Banjir Dayuhkolot-Banjaran disebabkan meluapnya Citarum.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Indira Rezkisari
Hujan deras di wilayah Majalaya dan Pangalengan menyebabkan banjir kiriman ke wilayah Baleendah, Bojongsoang dan Dayeuhkolot. Akibatnya, pemukiman dan akses jalan terendam banjir dan memutus akses, Senin (8/4).
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Hujan deras di wilayah Majalaya dan Pangalengan menyebabkan banjir kiriman ke wilayah Baleendah, Bojongsoang dan Dayeuhkolot. Akibatnya, pemukiman dan akses jalan terendam banjir dan memutus akses, Senin (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, DAYEUHKOLOT -- Hujan deras di wilayah Majalaya dan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Ahad (7/4) malam membuat sungai Citarum meluap. Akibatnya, tiga kecamatan yaitu Baleendah, Bojongsoang dan Dayeuhkolot kembali terendam banjir dan menutup akses jalan, Senin (8/7).

Berdasarkan pantauan, akses jalan di jalur Moch Toha-Dayeuhkolot terputus, tepatnya di depan pabrik Metro akibat terendam banjir. Kemudian, akses jalan di Dayeuhkolot, tepatnya didepan pasar terendam banjir dan memutus akses kendaraan.

Baca Juga

Tidak hanya itu, akses jalan di jalan Siliwangi, jalan Banjaran dan Andir-Katapang terendam banjir dan memutus akses kendaraan. Para warga yang memaksakan melintas memilih menggunakan delman dan perahu. Sedangkan beberapa diantaranya memaksakan melintasi jalan dengan berjalan kaki.

Arus lalu lintas otomatis lumpuh di jalur Dayeuhkolot-Baleendah-Banjaran. Para pengendara motor dan mobil memilih melewati jalur Bojongsoang. Akibatnya trrjadi penumpukan kendaraan dan mengakibatkan kemacetan.

Salah seorang pengendara motor, Mada (25) mengaku sangat terkena dampak dengan adanya banjir yang memutus akses jalan. Baginya, pekerjaannya yang harus melintasi jalur Dayeuhkolot menjadi terhambat.

"Kerja jadi terhambat dan kalau cari jalan alternatif lain harus muter," ujarnya ditemui di Dayeuhkolot, Senin (8/4). Ia mengaku berencana menuju Banjaran dari Bandung. Karena melihat banjir, ia pun terpaksa mencari jalur lainnya.

Sementara itu, pengendara lainnya, Jeri Novaeri (25) mengaku hendak menuju Banjaran untuk menjemput temannya. Namun saat di wilayah Dayeuhkolot melihat akses jalan utama terendam banjir dengan ketinggian pinggang orang dewasa.

Ia pun mengaku memilih menunggu di pasar Dayeuhkolot yang tidak terendam banjir. Sementara temannya akan melewati jalur Dayeuhkolot menggunakan perahu atau delman.

"Mau jemput ke Banjaran dari Bojongsoang. Karena banjir dan tidak bisa dilewati, saya paling menunggu. Yang dijemputnya naik delman," katanya.

Dia mengungkapkan tidak memilih lewat jalur Bojongsoang dikarenakan kemacetan yang terjadi sangat pada. Dengan banjir yang terus terjadi, ia mengaku banyak mengalami kerugian. Sebab aktivitasnya menjadi terhambat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement