REPUBLIKA.CO.ID, BALEENDAH -- Hujan deras di wilayah Majalaya dan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Ahad (7/4) malam membuat sungai Citarum meluap. Akibatnya, tiga kecamatan yaitu Baleendah, Bojongsoang dan Dayeuhkolot kembali terendam banjir dan menutup akses jalan utama, Senin (8/7).
Banjir pun merendam sebagian toko-toko yang dekat dengan bantaran sungai Citarum. Tidak hanya itu, lapak-lapak pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di depan halaman toko ikut terendam banjir dengan ketinggian mencapai 30 cm. Akibatnya, para pedagang tidak bisa berjualan.
Salah seorang PKL, Endang (52) mengaku pasrah dengan kondisi banjir yang merendam lapak-lapak pedagang. Ia pun memilih berdiam diri saja, terlebih rumahnya di Mekarsari, Baleendah pun terendam banjir. "Sejak banjir Kamis lalu sampai sekarang. Saya baru jualan dua hari, Sabtu-Minggu pas surut. Itu pun Sabtu setengah hari," ujarnya pedagang buku-buku dan kitab ini yang ditemui di Dayeuhkolot, Senin (8/7).
Ia mengungkapkan, akibat banjir ia tidak bisa berjualan dan mengalami kerugian. Karena tidak mendapatkan penghasilan sehari-hari, dirinya pun memutar otak agar bisa memenuhi kebutuhannya dan keluarganya sehari-hari.
Menurutnya, banjir yang terjadi kali ini merupakan kiriman dari hujan di Majalaya dan Pangalengan. Sebab di wilayah Dayeuhkolot kondisi hujan relatif tidak terlalu besar. "Boro-boro ada yang belanja, yang lewat aja enggak ada. Otomatis enggak jualan," ujarnya.
Dia mengungkapkan, beruntung barang-barang di lapak belum dijajakan dan disimpan di gudang. Ia berharap agar banjir bisa surut dan tidak terulang. Sebab dampaknya terasa oleh masyarakat, dampak yang merugikan.