Senin 08 Apr 2019 14:29 WIB

Djanur: Laga Final Jadi Ujian Kedewasaan Kedua Kubu Suporter

Pertemuan dua tim besar ini tentu menjadi final Piala Presiden yang ideal.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Endro Yuwanto
Djadjang Nurdjaman (kanan).
Foto: REPUBLIKA/Hartifiany Praisra
Djadjang Nurdjaman (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Babak final Piala Presiden 2019 akan mempertandingkan Persebaya Surabaya dengan Arema FC. Kedua tim dikenal sebagai musuh bebuyutan.

Pertemuan dua tim besar ini tentu menjadi final yang ideal. Pasalnya, kedua tim banyak dihuni pemain berkualitas serta memiliki basis pendukung yang sangat besar.

Selain itu, laga puncak kali ini menggunakan format kandang dan tandang pada 9 dan 12 April nanti. Pelatih Persebaya Surabaya Djajang Nurdjaman (Djanur) menilai pertemuan dua tim besar tersebut akan sangat menguntungkan.

Pasalnya, laga itu tentu akan menarik antusiasme para penonton untuk datang ke stadion. Tentu hal itu bisa menjadi pemasukan bagi tim masing-masing. Namun, laga tersebut akan menjadi ujian kedewasaan bagi kedua suporter, yakni Aremania dan Bonekmania, yang selama ini dikenal tak akur.

"Kalau dua tim yang di lapangan tentu paham dengan sportivitas dan fairplay. Tetapi untuk suporter ini adalah ujian kedewasaan apakah mereka sudah berubah ataukah masih tetap seperti yang dulu. Tetapi saya pribadi berharap kedua suporter menyudahi perseteruan tersebut," kata Djanur dikutip dari laman resmi PSSI, Ahad (7/4).

Di sisi lain, Djanur mengaku telah mengantongi kekuatan rivalnya itu, bahkan sejak babak perempat final. Ia juga telah memiliki strategi untuk menghadapi lawan yang ditunggu-tunggu. "Kami turut mengikuti perkembangan Arema. Sejak babak delapan besar hingga lolos ke final mereka tampil luar biasa. Tim kami sudah memiliki rencana untuk menghadapi mereka," tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement