REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jendral Perkeretaapian akan menutup dua pintu perlintasan sebidang. Adapun perlintasan tersebut yakni JPL 52 di Pisangan Lama (Pasar Enjo) dan JPL 66 di Jalan Stasiun Cakung, Jakarta Timur.
Kepala Balai Teknik Jakarta-Banten Ditjen Perkeretaapian Kemenhub, Jumardi, meminta masyarakat khususnya pengguna kendaraan berbasis jalan raya agar dapat menggunakan beberapa jalan alternatif, seperti flyover Cipinang yang telah dibangun pemerintah. Hal tersebut untuk mendukung keselamatan perjalanan operasional kereta api. Terlebih ketika jalur dwiganda (double-double track Jatinegara-Cakung) dioperasikan.
"Kementerian Perhubungan bersama Pemerintah Kota Jakarta Timur, Pemerintah Kota Bekasi, Dinas Perhubungan dan Transportasi Provinsi DKI Jakarta, Kepolisian Metro Kota Jakarta Timur, Kepolisian Metro Kota Bekasi, DAOP I PT KAI (Persero) beserta intansi terkait lainnya akan menutup dua pintu perlintasan sebidang,” ujarnya saat acara Rencana Switch Over dan Pengoperasian Double-Double Track (DDT) Jatinegara-Cakung, di Sriwijaya Hotel, Senin (8/4).
Menurutnya saat ini Kemenhub intensif melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan pemangku kepentingan di kawasan Jakarta Timur. Selama ini, kata Jumardi, pengguna motor kerap kali menyebrang rel exisiting DDT Jatinegara-Cakung.
“Sebulan lalu kami mengundang Dishub kemudian sosialisasi masyarakat sekitar melalui RT dan RW, karena ini nanti bagi orang melintas orang disitu maka lintasannya semakin panjang dan setelah DDT dioperasikan maka tidak bisa lagi menyebrang,” ungkapnya.
Rencana switchover DDT segmen Jatinegara-Cakung ini akan memberikan dampak pada bertambahnya waktu perjalanan kereta api. Karena nantinya pengoperasian kereta jalur panjang dan KRL Commuter Line tidak lagi digabungkan dalam satu jalur.
Jumardi juga mengatakan bahwa DDT ini merupakan proyek yang telah dinanti belasan tahun. Dia bercerita proyek ini telah diinisiasi sejak 17 tahun yang lalu.
"Proyek ini diinisiasi 17 tahun lalu, sejak 2002 sudah dicanangkan pisahkan jalur KRL dan kereta jarak jauh. Tapi baru 2015 dimulai pembangunannya dan sebetulnya selesai 2017, namun karena banyak hal perlu disinkronkan maka baru dioperasikan dalam waktu dekat ini," ucapnya.