REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR – Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar sinkronisasi program pertanian di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Selasa (9/4). Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan, sepanjang masa kerjanya, Kementan telah memberikan bantuan pertanian kepada petani sebesar Rp 34,54 miliar. Dengan bantuan tersebut, kinerja produksi diorientasikan ekspor.
Amran menjelaskan, adapun bantuan pertanian yang diberikan pemerintah bisa berbentuk pemberian bibit, pupuk, pestisida, hewan ternak, pendampingan petani, hingga alat pertanian (alsintan). Pihaknya mengaku memotong alokasi anggaran dinas di sejumlah lini Kementan guna meningkatkan nilai pemberian bantuan tani.
“Bantuan ini kami berikan supaya dorong petani biar lebih produktif,” kata Amran.
Adapun bantuan yang disalurkan Kementan di wilayah tersebut terdiri dari berbagai benih komoditas pertanian seperti benih padi, jagung, tujuh ribu kelapa batang, cabai, 1.000 batang mangga, sayuran, juga berbagai alat pertanian seperti combine harvester, power trhesher, corn sheller, traktor roda dua, serta ayam dan kambing.
Selain benih dan alsintan, Kementan juga salurkan bantuan pendanaan senilai Rp 4,04 miliar pada 47 poktan dalam empat program yang digalakkan Kementan. Di tengah dialog dengan pelaku pertanian itu juga, Amran secara simbolis melepas ekspor umbi porong sebanyak 50 ton ke Vietnam dan palm kernel sebanyak 313 ton senilai Rp 804 juta ke Malaysia.
Amran menjabarkan, dari waktu ke waktu kinerja ekspor pertanian cukup membanggakan. Terbukti, kata dia, volume ekspor produk pertanian meningkat dari sebelumnya hanya 33 juta ton di 2014, menjadi 42 juta ton dalam kurun waktu 2018.
“Akumulasinya ada 1.700 triliun nilainya. Jadi jangan cuma impor 30 ribu ton terus saja yang dibahas, sedangkan yang 10 juta ton tidak disuarakan,” kata dia.
Sementara itu Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil menjelaskan, kontribusi ekspor dari Sulawesi Selatan tidak hanya berfokua pada umbi porong, melainkan komoditas lainnya seperti minyak inti sawit. Berdasarkan catatan Badan Karantina Pertanian Kementan, terdapat sejumlah komoditas unggulan di wilayah tersebut.
Komoditasnya antara lain rumput laut, lada biji, kacang mede, kopi biji, kakao biji, kakao olahan, kacang hijau, dan sarang burung walet. Adapun beberapa negara tujuan ekspor komoditas tersebut di antaranya Cina, Australia, Belanda, India, Jepang, Inggris, Jerman, Turki, Korea Selatan, Malaysia, Amerika Serikat, dan Uruguay.
“Kami sudah berkontribusi ekspor produk pertanianebih dari Rp 33,92 triliun sepanjang 2018,” katanya.
Wakil Bupati Pangkep Syahban Sammana menyatakan, sektor pertanian di daerah dapat terbantu sebab pemerintab telah membangun sejumlah infrastruktur pertanian. Salah satu program Kementan yang dinilai bermanfaat bagi masyarakat wilayahnya adalah pembuatan embung, modernisasi pertanian, regenerasi petani, dan produksi bibit unggul.