REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengonfirmasi bencana tanah longsor yang terjadi di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Senin (8/4). Data terbaru BNPB mencatat, longsor memgakibatkan sedikitnya lima jiwa meninggal dunia.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, SKPD, taruna siaga bencana (Tagana), palang merah Indonesia (PMI), relawan dan masyarakat telah berhasil menemukan semua korban.
"Dari tujuh korban yang tertimbun longsor, lima orang meninggal dunia dan 2 orang dalam kondisi luka-luka," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (9/4).
Ia menambahkan, jenazah-jenazah telah diserahkan pada pihak keluarga. Pencarian korban kini juga telah ditutup.
Longsor terjadi di pendulangan intan tradisional di Desa Sei Pumpung Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan pada Senin (8/4) pukul 14.48 WITA. Longsor disebabkan kondisi tanah yang labil dengan material tanah bercampur pasir dan kerikil basah akibat hujan yang turun sejak pagi hari.
Saat kejadian, ia menyebut ada tujuh pendulang yang sedang mencari intan yang dilakukan secara rutin karena mata pencaharian mereka adalah pendulang intan. "Dua orang ada di atas sedangkan lima orang berada di bawah," ujarnya.
Kemudian, tiba-tiba terjadi longsor yang menimbun mereka. Dua orang berhasil diselamatkan yaitu atas nama Ardi dan Ipul karena berada di bagian atas, sedangkan lima orang yang berada di bagian bawah meninggal karena tertimbun material longsor di kedalaman sekitar 15 meter.
Ia menambahkan, semua korban adalah warga Kecamatan Cempaka atau warga sekitar lokasi tambang. Evakuasi korban dapat dilakukan secara cepat, sejak kejadian hingga 9 April 2019 pukul 04.30 WITA.
Pencarian dilakukan secara manual karena alat berat tidak dapat dibawa di lokasi karena kondisi medan tidak memungkinan. Tim SAR gabungan didukung oleh lampu penerangan, mesin genset, pompa, dan dapur umum. Ia menambahkan, evakuasi adalah hujan dan angin kencang yang medan berlumpur.
"Tetapi longsor di area pendulangan intan tradisional di Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru bukan hal yang baru," katanya. Longsor di daerah tersebut sudah sering terjadi dan menimbulkan korban jiwa.
Tingginya risiko longsor di area pendulangan intan ini disebabkan cara menambang intan. Karena itu, ia meminta Pemerintah Kota Banjarbaru harus mengkaji dan melakukan langkah-langkah mitigasi, termasuk di dalamnya kebijakan pembangunan di daerah ini.