Selasa 09 Apr 2019 15:09 WIB

Moeldoko Puji Surat SBY yang Tanggapi Kampanye Prabowo-Sandi

Moeldoko mengingatkan semua pihak tidak boleh menggunakan politik identitas.

Rep: Dian Erika Nugraheny / Red: Ratna Puspita
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, Moeldoko.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, Moeldoko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, Moeldoko, mengapresiasi surat Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menanggapi gaya kampanye capres-cawapres 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Menurut dia, pemilu adalah untuk masyarakat Indonesia dan bukan untuk kelompok atau golongan tertentu.

"Saya pikir baguslah. Pemilu itu untuk bangsa Indonesia bukan untuk kelompok golongan kan gitu," ujar Moeldoko ketika dijumpai wartawan di Kantor Bawaslu, Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (9/4).

Baca Juga

Moeldoko mengingatkan semua pihak tidak boleh menggunakan politik identitas demi meraih kekuasaan. Menurut dia, hal tersebut sangat terhadap bangas Indonesia ke depannya.

"Ya ini kan kita khawatir bangsa ini kan semuanya jangan politk identitas dimunculkan gak boleh lah," tegasnya. 

Kendati demikian, Moeldoko enggan mengomentari adanya surat itu menandakan soal retaknya koalisi pendukung Prabowo-Sandiaga. "Nggak ngertilah (soal retaknya koalisi Prabowo-Sandi)," tambahnya. 

Sebelumnya, SBY menulis surat internal kepada kepada pengurus Partai Demokrat, yakni Amir Syamsudin, Syarief Hassan, dan Hinca Panjaitan, sebelum kampanye akbar di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Ahad, (7/4) lalu. SBY khawatir acara kampanye itu tidak lazim dan terkesan eksklusif. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement