REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laba bersih Bank OCBC NISP tumbuh 21 persen menjadi Rp 2,6 triliun di sepanjang 2018. Pertumbuhan laba bersih tersebut didukung oleh pendapatan bunga bersih yang mengalami kenaikan sebesar 6 persen.
"Kenaikan ini didorong oleh juga oleh pertumbuhan kredit yang diberikan," ujar Presiden Direktur Bank OCBC NISP, Parwati Surdjaudaja saat ditemui usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Selasa (9/4).
Kredit mengalami pertumbuhan sebesar 11 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp 118 triliun. Di samping itu, pertumbuhan laba juga didorong penurunan beban cadangan kerugian penurunan nilai seiring dengan membaiknya kualitas kredit di 2018.
Parwati menjelaskan, kredit yang diberikan terdiversivikasi ke berbagai sektor ekonomi. Total kredit yang disalurkan kepada sektor produktif berjumlah 88 persen di akhir 2018. Kredit terdiri dari kredit modal kerja dan kredit investasi, masing-masing sebesar 47 persen dan 41 persen. Sedangkan kredit konsumsi sebesar 12 persen.
Sementara itu, rasio bruto Non Performing Loan (NPL) perseroan terjaga di level 1,7 persen. Menurut Parwati, angka tersebut jauh di bawah rasio NPL industri perbankan yang berada dikisaran 2.4 persen pada akhir 2018. OCBC NISP berkomitmen akan menjaga rasio NPL tetap di bawah 2 persen di 2019 ini.
Margin bunga bersih 2018 lebih rendah dibandingkan dengam tahun sebelumnya yaitu sebesar 4,2 persen. Menurut Parwati, ini dipicu oleh kenaikan beban dana seiring kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia pada 2018 yang belum sepenuhnya dapat disesuaikan di suku bunga bank.
OCBC NISP berhasil mencatatkan pertumbuhan simpanan nasabah sebesar 11 persen menjadi Rp126 triliun. Komposisi simpanan nasabah dalam bentuk giro dan tabungan tercatat sebesar 37 persen pada akhir 2018.
Sedangkan rasio kecukupan modal tercatat masih di atas level yang ditetapkan regulator yaitu sebesar 17.6. OCBC NISP juga berhasil mempertahankan peringkat AAA dengan outlook stabil.
Selain itu, OCBC NISP juga mencatatkan pertumbuhan jumlah aset sebesar 13 perser menjadi Rp174 triliun di akhir 2018. Hingga saat ini, perseroan memiliki 308 kantor cabang dan 719 ATM yang tersebar di 61 kota.