REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Bupati Ende Marsel Petu mengemukakan bahwa populasi burung elang flores di kawasan wisata Taman Nasional Kelimutu semakin terancam. Hingga, saat ini yang tersisa hanya sekitar 10 elang saja.
"Tinggal kurang lebih sekitar 10 ekor saja di Kelimutu," katanya di Kupang, Rabu (10/4).
Marsel mengatakan burung elang flores (Nisaetus floris) kini makin langka. Padahal fauna itu punya nilai penting dalam sejarah Indonesia karena menginsipirasi proklamator yang juga presiden pertama Indonesia, Ir Sukarno, menetapkan warna bendera negara ketika menjalani pengasingan di Ende tahun 1934-1938.
"Elang flores itu dadanya warna putih, sayapnya warna merah, itu lah yang mengilhami Sukarno untuk menetapkan bendera negara Indonesia berwarna merah-putih," kata Marsel.
"Selama lima tahun terakhir, ketika kami menggelar Parade Kebangsaan, elang-elang flores ini selalu beterbangan di langit Kota Ende, sehingga menjadi sesuatu yang dianggap mistik," katanya merujuk pada parade menyambut hari lahir Pancasila setiap 1 Juni.
Ia meminta pengelola Taman Nasional Kelimutu menjaga populasi elang flores yang tersisa dan menganjurkan warga sekitarnya agar tidak menjadikan burung itu sebagai sasaran perburuan.