REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Raja Juli Antoni menilai upaya pencitraan ulang atau rebranding capres 02 Prabowo Subianto terbilang gagal.
Ini lantaran, sikap asli Prabowo tak bisa diubah oleh kubu Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi. Sifat asli Prabowo, kata dia, terungkap selama proses kampanye.
"Selama ini BPN mencoba me-rebranding Prabowo sehingga lahir istilah 'the new Prabowo' yaitu Prabowo yang lembut, ramah, interaktif dan komunikatif.Namun pencitraan yang diperjuangkan itu 'gatot' (gagal total) karena kampanye yang panjang akhirnya membuka topeng dan bedak pencitraan Prabowo," katanya dalam keterangan resmi pada Kamis, (11/4).
Sekjen PSI tersebut menyebut sifat asli Prabowo belum berubah sejak Pilpres terakhir. Prabowo, kata dia cenderung merasa paling hebat dibanding orang lain. "Dia adalah pemimpin yang emosional, egoistik, self- centric, dan cenderung megalomania, merasa diri hebat sendiri dan menganggap orang lain kerdil," ujarnya.
Menurut Raja Juli, sikap Prabowo bakal berbahaya bila terpilih sebagai pemimpin Indonesia. Masa depan Indonesia menjadi tidak menentu dan tergantung kepada fluktuasi emosi seorang pemimpin. "Kepemimpinan yang ugal-ugalan. Bahaya sekali untuk masa depan Indonesia," ucapnya.