REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Asep Sapaat
Musim ujian telah tiba. Cerita miring tentang kasus penipuan masih saja terjadi di setiap momen ujian sekolah. Menyontek adalah salah satu perilaku menipu. Mencontek berarti menipu diri sendiri.
Murid yang kerjanya menyontek, akhirnya rugi sendiri. Suatu saat, tampaklah kualitasnya karena tak mempunyai ilmu. Yang menyedihkan, ada pihak yang memberikan contekan kepada para murid. Tujuan dan pilihan cara yang salah dalam hal mendidik.
Menyontek bisa timbulkan daya rusak yang tak bisa dianggap sepele. Pertama, dengan menyontek, murid terdorong menjadi penyeleweng dan meremehkan segala urusan. Jika kebiasaan buruk ini tak dihentikan, inilah sejatinya cikal bakal perilaku korup dan culas di masa depan.
Kedua, membiarkan tumbuhnya budaya menyontek akan melahirkan generasi gagal dan tak bisa mengangkat kondisi bangsa. Generasi gagal akan hidup dalam bayang-bayang semu kesuksesan.
Ketiga, jika mencontek dianggap lumrah artinya kita menyamakan murid yang bersungguh-sungguh belajar dan murid yang malas belajar. Selain bakal mematikan etos belajar dan gairah menuntut ilmu, hal ini membahayakan timbangan keadilan di dunia.
Keempat, guru-guru berpotensi menjadi malas dan tak serius mengajar anak-anak karena hasil akhir belajar bergantung pada hasil menyontek murid-murid. Jujur atau mencontek, kedua perbuatan tersebut pasti akan mendapatkan balasannya (QS az-Zalzalah: 8-9). Wallahu a'lam bishawab.