REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Luthfi Budiman, Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Melbourne, Australia menceritakan pengalamannya mengikuti Pemilu 2019 di Negeri Kanguru, Sabtu (13/4). Pencoblosan di luar negeri diselenggarakan lebih awal daripada di Tanah Air.
Luthfi menuturkan, sejak pukul 09.00 pagi waktu setempat, KJRI Melbourne sudah padat dengan kehadiran para pemilih sebelum pencoblosan. Mereka kemudian mengantre untuk menyalurkan suaranya.
"Saya tiba sebelum jam 9 pagi dan sudah mengantre cukup panjang. Sempat terkejut, namun untungnya sudah antisipasi (hal ini)," ujar Luthfi kepada Republika, Sabtu (13/4).
Luthfi mengatakan nampaknya antusiasme WNI yang mengikuti pemilu pada tahun ini jauh lebih besar dibandingkan 2014. Ia juga telah mendapatkan informasi mengenai kemungkinan adanya antrian panjang dalam proses pencoblosan yang digelar hari ini melalui rekan-rekan di grup aplikasi chat Whatsapp.
Antrean pemilih di KJRI Melbourne, kata dia, terbagi dua. Pertama pemilih dengan status Daftar Pemilih Tetap (DPT), dan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb). Kedua Daftar Pemilih Khusus (DPK) yang meskipun digelar di hari yang sama, tetapi jam pencoblosannya berbeda, yaitu dimulai pukul 7 malam.
"Kebetulan istri saya termasuk DPK dan jadwal dimulainya pukul 7 malam, sehingga menurut saya sangat tidak family firendly terutama untuk yang tak punya kendaraan pribadi dan tinggal jauh dari KJRI," jelas Luthfi.
Pemungutan suara pemilu 2019 di luar negari dilaksanakan terlebih dahulu atau dikenal dengan istilah early voting. Hal ini sebagaimana diatur dalam SK Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nomor 644/2019.
Kegiatan pemungutan suara di luar negeri pun dilaksanakan dengan tiga metode. Pertama, yaitu memilih di TPS Luar Negeri (TPSLN) yang berada di kantor perwakilan RI (KBRI/KJRI/KDEI), kemudian memilih dengan Kotak Suara Keliling (KSK) yang bertempat di dekat pemukiman atau tempat kerja WNI, dan metode pos.
Bagi WNI yang memilih dengan metode pos, pemungutan suara sudah dilaksanakan sejak akhir Maret lalu. Sementara itu, mereka yang menggunakan metode KSK dan TPSLN masih melakukan proses pencoblosan, yang tepatnya berlangsung pada 8 hingga 14 April.