REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- ISIS telah mengklaim bertanggung jawab atas pengeboman bunuh diri di pasar terbuka di Quetta, Pakistan, Sabtu (13/4). Serangan tersebut berlangsung pada Jumat (12/4) yang menewaskan 20 orang.
Kelompok militan telah berulang kali menargetkan Syiah di Pakistan. Mereka menyatakan dalam unggahan di situsnya, yang berafiliasi dengan ISIS, kelompok itu menargetkan kaum Syiah dan elemen-elemen tentara Pakistan.
Polisi, Ahad (14/4), mengatakan, seorang pengebom bunuh diri menghantam pasar pada Jumat. Peristiwa tersebut menewaskan delapan warga Syiah, seorang prajurit paramiliter, dan lainnya. Empat tentara paramiliter yang menjaga pasar termasuk di antara 40 yang terluka.
Adapun protes dari puluhan pemuda Syiah dari komunitas Hazara berlanjut Sabtu di Quetta. Mereka menuntut perlindungan keamanan yang lebih besar.
Ledakan tersebut terjadi ketika komunitas Hazara, yang merupakan kelompok Syiah, sedang membeli sayuran pada Jumat pagi. Kepala polisi Quetta, Abdul Razzaq Cheema mengatakan anggota komunitas Hazara pergi ke pasar setiap hari untuk berbelanja.
"Mereka berada di pasar saat polisi, dan tentara Koramil Perbatasan berpatroli di daerah itu. Ada toko yang menjual kentang, dan di situlah ledakan terjadi," ujar Cheema.
Gambar dari tempat ledakan menunjukkan darah berada di lantai tanah pasar, kendaraan rusak, dan sekarung kentang terbelah karena kekuatan ledakan. Sebelumnya, Cheema mengatakan, polisi belum mengetahui apakah bom tersebut sengaja dipasang atau ada serangan bunuh diri.
"Bom itu tampaknya telah diletakkan di dalam karung kentang, tetapi kami tidak dapat mengesampingkan apakah itu serangan bunuh diri," kata Cheema.
Pada konferensi pers, ia mengatakan, tidak ada peringatan terkait kemungkinan pasar akan diserang. "Ada banyak ancaman keamanan umum yang dikeluarkan, tetapi untuk tempat ini tidak ada ancaman khusus," ujar Cheema.
Menurut data pemerintah, sejak 2013 lebih dari 509 kelompok Syiah, terutama etnis Hazara telah tewas dalam serangan penembakan, dan pemboman di provinsi Balochistan. Mayoritas serangan terjadi di Quetta, tempat sebagian besar dari sekitar 600 ribu orang Hazara tinggal.